Sosok, Edarinfo.com — Ketika hidupnya diguncang gangguan kecemasan lebih dari satu dekade lalu, Erik Wibowo tidak pernah menyangka bahwa rasa sakit itu akan mengantarnya pada sebuah misi besar: menjadi cahaya bagi ribuan penyintas lainnya di Indonesia. Kini, ia dikenal sebagai konsultan gangguan kecemasan, pendiri Anxiety Care Indonesia, dan pencetus Metode 4P, sebuah pendekatan holistik yang lahir dari pengalaman pribadi dan telah membantu banyak orang dalam perjalanan pemulihan mereka.
Titik Awal: Didiagnosis Tapi Tidak Dipahami
Semuanya bermula pada tahun 2008. Erik mulai mengalami gejala-gejala yang tak bisa ia pahami: jantung berdebar tanpa sebab, napas terasa pendek, dan pikirannya terus diliputi kekhawatiran. Ia sempat mengunjungi dokter, namun hanya diberi obat penenang dan saran klise seperti, “Berpikir positif.”
“Gak ada yang ngajarin gimana cara berpikir positif itu. Cuma disuruh, ya udah berpikir positif aja,” kenangnya.
Kondisinya sempat membaik, namun pada tahun 2012, ia kembali terpuruk. Kali ini, ia memilih jalan berbeda: menyembuhkan diri sendiri.
Menemukan Jalan Pemulihan Lewat Pencarian Tak Kenal Lelah
Dari membaca buku, mengikuti pelatihan, hingga mencoba terapi alternatif, Erik menempuh banyak jalan. Ia mempelajari teknik pernapasan Buteyko, yoga, mindfulness, hingga hipnoterapi dan NLP. Semua ia jalani dengan satu tujuan: merebut kembali kendali atas tubuh dan pikirannya.
“Ada banyak trial and error. Tapi dari situ saya mulai tahu, penyembuhan itu gak bisa satu arah. Harus holistik, harus nyentuh pikiran, emosi, tubuh, dan kebiasaan sehari-hari,” jelasnya.
Dari proses panjang itu, lahirlah Metode 4P: Pola Makan, Pola Hidup, Pola Pikir, dan Pola Sifat, empat pilar yang saling terhubung dan membentuk fondasi keseimbangan mental.
Metode 4P: Dari Pengalaman Pribadi Jadi Pendekatan Terstruktur
Berangkat bukan dari bangku kuliah kedokteran atau psikologi, Erik justru menjadikan hidupnya sebagai laboratorium. Ia memperkuat Metode 4P dengan berbagai sertifikasi profesional di bidang hipnoterapi, NLP, pernapasan Buteyko, dan pelatihan yoga dari Isha Foundation, India.
Kini, Metode 4P telah dituangkan dalam trilogi buku “Cara Saya Menyembuhkan Anxiety Disorder”, yang banyak membantu para pembaca memahami kondisi mereka dan mencari solusi secara mandiri.
“Banyak yang bilang metode ini relatable, karena saya juga pernah ada di posisi mereka. Saya tahu rasanya ketakutan yang gak bisa dijelaskan,” tutur Erik.
Anxiety Care Indonesia: Komunitas yang Tumbuh dari Luka
Tahun 2020 menjadi tonggak penting. Erik mendirikan Yayasan Anxiety Care Indonesia, sebuah wadah edukasi dan dukungan bagi para penyintas gangguan kecemasan dan GERD.
Berbekal tagline “We Survive Together”, yayasan ini kini memiliki jaringan komunitas di 13 provinsi di Indonesia.
“Saya gak mau ada orang lain yang ngerasain kesendirian kayak saya dulu. Hanya sesama penyintas yang benar-benar bisa saling memahami,” ungkapnya.
Program yang ditawarkan meliputi pelatihan daring, support group komunitas, layanan konseling terjangkau, serta konten edukatif di media sosial dan kanal YouTube pribadinya.
Dari Pasien ke Penolong: Perjalanan Transformasi Diri
Kini, Erik menjadi tempat banyak orang menggantungkan harapan. Meski begitu, ia tidak menampik adanya tekanan dalam menjalani peran ini.
“Kadang ada beban moral. Tapi saya sadar, setiap orang yang datang bukan ingin saya sempurna, mereka cuma butuh didengar dan ditemani,” ujarnya bijak.
Transformasi dari penyintas menjadi penyembuh adalah kisah tentang keberanian, ketekunan, dan komitmen untuk berbagi.
Harapan untuk Masa Depan Kesehatan Mental di Indonesia
Erik menyadari bahwa stigma terhadap isu kesehatan mental masih menjadi tantangan besar. Ia berharap edukasi bisa lebih merata dan sistem dukungan menjadi lebih inklusif.
“Kalau saya bisa bicara ke diri saya 10 tahun lalu, saya cuma mau bilang: tenang aja, kamu gak apa-apa,” ucapnya dengan mata berkaca.
Di akhir setiap sesi konseling atau seminar, Erik selalu menyampaikan pesan penuh makna:
“Sembuh bukan berati gak pernah cemas lagi, justru kita itu butuh rasa kecemasan agar tetap survive. Sembuh itu berarti kita mampu memanagenya agar tidak menghantui keseharian kita. Agar tidak lagi diperbudak oleh rasa cemas berlebihan.”
Untuk informasi lebih lanjut tentang program pemulihan atau komunitas Anxiety Care Indonesia, klik disini atau ikuti Erik Wibowo di media sosial.(*)