Saya belum bisa mengklaim bahwa semua terhandle dengan baik dengan segala peran dan amanah melekat ini, tapi saya tahu satu hal, saya terbentuk hari ini karena Tuhan turun langsung mengatur segalanya.
Sosok, Edarinfo.com– Kalimat itu meluncur tenang dari Nur Rahmah. Seorang ibu muda, entrepreneur, ketua TP PKK Kelurahan Masale, magister farmasi sains sekaligus mahasiswa profesi apoteker yang menapaki jalan hidup panjang. Meski ia lakoni dengan peran ganda, namun hal itu ia lalui dengan penuh semangat. Ia tak pernah merencanakan hidup akan berjalan seperti ini. Tapi setiap tapak yang ia lalui, dari ruang kelas, laboratorium, ruang organisasi, hingga dapur rumah tangga, telah membentuknya menjadi pribadi yang bukan hanya tangguh, tapi juga peka, terencana, dan penuh empati.
Masa Kecil: Sunyi yang Membentuk
Rahmah kecil tumbuh di Pangkep, Sulawesi Selatan, dalam asuhan kakek dan nenek. Kedua orang tuanya kala itu sedang menempuh studi di Yogyakarta. Keterbatasan ekonomi membuat ia harus menerima kenyataan tumbuh tanpa pelukan harian dari ayah dan ibu.
Salah satu kenangan yang tak pernah hilang dari ingatannya: saat mewakili sekolah di lomba menggambar, semua teman ditemani oleh orang tuanya. Sementara ia, hanya ditemani kakek yang sudah renta, atau sekadar mendapat doa melalui sambungan wartel sebelum lomba dimulai.
“Usiaku yang terbilang sangat kanak-kanak masa itu, harus belajar menerima beberapa kondisi dan jalan hidup dengan menghabiskan masa kecil yang agak berbeda. salah satunya dituntut untuk mandiri meskipun masa kecilku dibesarkan oleh nenek”
Dari Impian Lawyer ke Jalan Farmasi
Masa kecil Rahmah diwarnai angan menjadi seorang lawyer. Ia merasa punya kepekaan dalam membaca aturan dan kemampuan komunikasi yang baik. Tapi jalan hidup mengarahkannya ke jurusan Farmasi, pilihan orang tua yang awalnya terasa asing, namun lambat laun justru menjadi tempat ia menemukan arah baru dalam hidupnya.
Terutama ketika ia menyadari betapa minimnya pemahaman masyarakat, khususnya lansia, terhadap obat-obatan. Di sanalah tekadnya tumbuh: ia bertekad menjadi apoteker yang bukan hanya andal di balik meja, tapi juga mampu memberikan kontribusi nyata lewat karya dan bisnis yang berbasis ilmu pengetahuan.
Organisasi dan Pelajaran Tentang Kepemimpinan
Selama kuliah di Fakultas Farmasi UMI, Rahmah aktif di berbagai organisasi. Ia menonjol di bidang Penelitian dan Pengembangan, menjadi andalan kampus dalam kompetisi debat, serta dikenal sebagai jurnalis muda yang kerap menulis opini di media. Di usia mudanya, ia sudah menerbitkan antologi puisi berjudul “Kubur Aku dengan Mawar Kali Ini”.
Salah satu pencapaian pentingnya adalah menjadi delegasi Indonesia dalam konferensi perubahan iklim internasional bersama Climate Tracker, yang mempertemukannya dengan pemuda dari berbagai negara.
Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai Ketua Komisariat HMI Farmasi UMI, mengalahkan dua kandidat laki-laki.
“Organisasi mengajarkan saya menyusun langkah dengan konsep. Saya belajar bicara di ruang publik, berpikir strategis, dan memahami arah perjuangan.”
Organisasi bukan sekadar tempat berkegiatan. Bagi Rahmah, itu adalah ruang pembentukan identitas diri.
Perempuan, Ibu, dan Mitra Hidup
Menjadi ibu dari dua anak dan istri dari suami yang suportif adalah berkah, sekaligus tantangan. Di tengah padatnya aktivitas, Rahmah meyakini bahwa kunci keberhasilan rumah tangga adalah kolaborasi peran.
“Alhamdulillah, kami saling melengkapi. Suami saya menyempurnakan peran saya sebagai ibu dan perempuan yang ingin terus berkarya.”
Tentu ada masa-masa lelah. Tapi menjadi ibu mengajarkannya hal paling penting: bahwa tubuhnya bukan lagi miliknya sepenuhnya. Ada amanah yang melekat, yang bukan beban, melainkan sumber kekuatan untuk terus melangkah.
Dari Meja Lab ke Dunia Kosmetik: Lahirnya Glowfilic
Berawal dari keprihatinan terhadap kosmetik lokal yang kerap abai terhadap kualitas bahan aktif, Rahmah menciptakan formulasi pertamanya: RNA Lotion. Produk ini bukan hasil eksperimen bisnis, melainkan tugas laboratorium kampus yang kemudian dikembangkan secara serius.
Dari situ lahirlah Glowfilic, sebuah brand kosmetik lokal berbasis riset farmasi dan kebutuhan kulit tropis.
“Setiap formula saya lahir dari proses panjang, riset, diskusi, uji bahan aktif, sampai studi perbandingan dengan iklim tropis.”
Glowfilic bukan sekadar bisnis kecantikan. Ia adalah laboratorium mini yang menyatukan ilmu, visi, dan kepedulian terhadap konsumen.
Prinsip Hidup, Doa, dan Mimpi yang Tumbuh
Jika harus merangkum prinsip hidupnya dalam satu kalimat, Rahmah memilih satu kalimat “Jangan pernah berhenti jadi orang baik.” Ia percaya kebaikan, sekecil apa pun, akan kembali berlipat dalam bentuk yang tak terduga.
Motto hidupnya juga sederhana “Jalani saja dulu dengan ikhlas.” Ia percaya bahwa keikhlasan membebaskan dari jerat ambisi negatif. Saat hasil diserahkan pada Tuhan, kegagalan tak akan terasa sebagai akhir, tapi jeda untuk bangkit.
Mimpi besarnya kini tengah ia semogakan: mendirikan pabrik kosmetik berbasis ekstrak alami dan biodegradable pertama di Sulawesi Selatan, dengan mengedepankan peran apoteker sebagai pionir industri kosmetika yang berintegritas.
Untuk Para Perempuan Muda
Saat ditanya apa yang ingin ia sampaikan kepada Rahmah usia 18 tahun, ia tersenyum, lalu berkata dengan mata berbinar:
“Kamu hebat, sudah sejauh ini.”
Ia juga punya pesan bagi para perempuan muda yang sedang ragu memulai langkah:
“Bergaullah dengan circle yang suportif. Temukan motivasi versimu sendiri. Jangan tunggu orang lain datang untuk mengangkatmu.”
Dan tiga hal yang paling ia syukuri setiap hari yakni, suami yang suportif, orang tua dan mertua yang tidak menuntut lebih dan anak-anak yang pengertian
Nur Rahmah bukan hanya nama di balik merek kosmetik lokal berbasis riset. Ia adalah representasi perempuan masa kini, yang tak menjadikan sunyi sebagai hambatan, tapi justru sebagai ruang untuk tumbuh.
Ia membuktikan bahwa kekuatan bukan soal memenangkan semuanya. Tapi tentang keberanian untuk bertahan, bahkan ketika panggung kehidupan terasa sunyi, seperti lomba masa kecilnya dulu, saat ia hanya berlari dengan doa dari wartel dan dukungan dari seorang kakek yang renta.
Kini, dari sunyi itu, ia menyalakan cahaya. Perlahan. Tapi pasti.