Screenshot

Makassar, Edarinfo.com – Demo mahasiswa UIN Alauddin Makassar menolak surat edaran rektor terkait aturan menyampaikan aspirasi di Kampus II, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), berakhir ricuh.

Sekuriti kampus tampak mengejar dan menganiaya mahasiswa.
Dalam video beredar, tampak sejumlah sekuriti mengejar mahasiswa di dalam kampus yang berlari ke area parkiran. Mahasiswa tersebut kemudian tertangkap oleh sejumlah sekuriti dan dianiaya.

Sejumlah sekuriti kemudian mengerumuni mahasiswa tersebut. Saat itu, tampak sejumlah sekuriti memukul bagian wajah dan tubuh mahasiswa tersebut yang tergeletak di tanah.

Selain itu, ada dua sekuriti yang merampas tas mahasiswa tersebut lalu menggeledahnya. Tak berselang lama, sejumlah mahasiswa lainnya datang untuk membantu rekannya dan menghalangi aksi sekuriti tersebut.

Peristiwa itu terjadi di Kampus II UIN Alauddin Makassar, Gowa, Rabu (31/7/2024)sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak surat edaran rektor UIN Alauddin Makassar soal aturan menyampaikan aspirasi yang harus meminta izin.

Akibat kericuhan itu, beberapa mahasiswa sempat ditahan didalam ruangan rektoran serta mengalami luka lebam pada bagian tubuh akibat kekerasan yang dilakukan satpam kampus.

Wakil Rektor (Warek) III UIN Alauddin Makassar, Muhammad Khalifah Mustami yang dikonfirmasi menegaskan bahwa surat edaran yang dikeluarkan rektorat tidak menyalahi aturan. Dia juga menegaskan aturan tersebut tidak akan dicabut dan akan tetap berlaku ke depannya.

“Saya mengatakan bahwa terkait surat edaran itu, saya mewakili pimpinan, tidak bisa dicabut. Saya tegas mengatakan tidak bisa dicabut. Karena begini, surat edaran itu sama sekali tidak bertentangan dengan Buku Saku Mahasiswa dengan aturan yang lebih tinggi di atasnya,” terangnya.

Dia juga mengomentari terkait adanya kericuhan antara massa dengan sekuriti. Menurutnya, kericuhan terjadi karena ada bentuk provokasi dari oknum yang berbau ancaman.

“Semua itu (tindakan sekuriti ke massa) dilakukan untuk pengamanan. Saya tadi yang menyampaikan pandangan pimpinan. Kemudian ada yang berteriak menyatakan perang, ya, siapa yang mau perang? Kan, kalau sudah begitu itu, kan, mengancam,” ungkapnya.(*)