Sidrap, Edarinfo.com– Komunitas literasi anak bangsa (KLAB) kembali mengadakan kegiatan diskusi publik pada hari Selasa, 7 Juni 2024 di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang.

Diskusi publik yang digelar kali ini dalam rangka memperingati hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2024. Diskusi yang mengangkat tema “Pancasila Bukan Panasea; Diskursus Kriminalitas di Kabupaten Sidenreng Rappang”. Menurutnya, tema tersebut sengaja mereka angkat lantaran menjadi isu krusial dan menarik untuk dibahas.

Dalam kegiatan tersebut KLAB menghadirkan tiga narasumber diantaranya, Ibrahim S.H. Kanit II TIPITER Polres Sidrap, Drs.H.Andi Baharuddin, M.Adm, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemkab Sidrap dan terakhir Kurniawan SE.,M.Si, Wakil Rektor II Universitas Ichsan Sidrap.

Ibrahim memulai materinya dengan mendefiniskan kriminalitas sebagai salah satu bentuk pelanggaran dari nilai yang terkandung dalam pancasila yaitu sila ke-2 yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab.

“Kriminalitas di suatu wilayah merupakan suatu perilaku melanggar hukum yang berlaku pada suatu wilayah dan ini melanggar nilai sila ke-2, penyebabnya bisa seperti faktor kemiskinan, ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, ketersediaan narkoba, pendapatan yang rendah dan kesehatan mental”, ungkapnya.

Ibrahim mengungkapkan, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan penyelesaian kasus kriminalitas khususnya di Kabupaten Sidrap. Dari data yang ia peroleh tingkat kasus kriminalitas di Kabupaten Sidrap mengalami peningkatan setiap tahunnya.

“Kepolisian sendiri secara umum dalam mencegah kriminalitas diantaranya yaitu memelihara keamanan, perlindungan, pengayoman, serta penegakan hukum. Tingkat kriminalitas dari 2001 sampai dengan 2023 Kriminalitas khususnya daerah Sidrap selalu meningkat dengan kasus kriminalitas paling banyak ialah penganiayaan dan penipuan online, adapun jumlah penyelesaian kasus Kriminalitas yang telah dilakukan kepolisian mencapai 80% per tahun”. tambahnya.

Ditempa yang sama, Andi Baharuddin selaku narasumber kedua melanjutkan pembahasan dengan menjelaskan sejarah lahirnya Ideologi Pancasila.

“Lahirnya Pancasila berawal dari kekalahan Jepang dalam perang dunia ke-2 dan kemudian menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, sehingga pada 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua, di mana Presiden pertama Indonesia, Soekarno saat itu menyampaikan gagasannya mengenai rumusan  lima dasar negara Indonesia, yang dinamai “Pancasila” kemudian disempurnakan oleh Panitia Sembilan dan akhirnya disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945”, jelasnya.

Mengenai kriminalitas, Andi Baharuddin menilai Sekertaris Sekbangpol tersebut juga menjelaskan alasan meningkatnya kriminalitas yaitu karena melemahnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila antara lain; kurangnya pendidikan moral dan etika, adanya kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memburuknya pengaruh media dan teknologi.

Menurutnya perlu ada upaya pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila terhadap masyarakat untuk menimalisir terjadinya kriminalitas.

“Adapun solusi dan upaya pemerintah yaitu dengan menanamkan nilai-nilai dalam pancasila seperti intergrasi dalam kurikulum pendidikan, pendidikan karakter yang menekankan pada moral dan etika, kampanye anti kekerasan dan anti narkoba, dialog kebangsaan, edukasi publik, dan masih ada beberapa upaya yang lain sebagai harapan dapat mewujudkan dan membangun kembali nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat”, tambahnya.

Disisi lain, Kurniawan memulai diskusinya dengan mengutip perkataan salah satu filsuf Thommas Hobbes yang menggambarkan bahwa manusia adalah serigala bagi serigala yang lain.

“Manusia dalam pemenuhan kepentingannya akan selalu berkonflik satu sama lain sehingga manusia butuh suatu sistem agar masyarakat dapat terhindar dari konflik, dari situ dibutuhkan ideologi suatu negara. Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Namun saat ini nilai pancasila mulai terkikis dalam kehidupan bermasyarakat disebabkan karena prionimarisme yaitu adanya kelompok/suku yang merasa rasnya lebih unggul dari pada yang lain, sehingga inilah mengakibatkan degradasi moral, dan defrensi sosial” jelasnya di depan peserta diskusi.

Selain anggota KLAB, kegiatan tersebut juga di hadiri oleh beberapa perwakilan OKP yang di Kabupaten Sidrap.(*)