Mamasa, Edarinfo.com– Sejumlah guru SD dan SMP di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar aksi mogok mengajar. Mereka menuntut pemerintah kabupaten melunasi sisa pembayaran tunjangan sertifikasi yang menunggak 2 bulan di tahun 2023.

“Ini hak kami, tunjangan profesi, tamsil (TPP) dan segala hak yang harus dibayarkan karena kami sangat butuh untuk menyekolahkan anak kami, kuliah, itu digeser-geser atau tidak diberikan dengan baik sesuai aturan,” kata salah satu guru, Jemi kepada wartawan, Selasa, 16/01/24.

Aksi mogok mengajar para guru ini mulai berlangsung pada, Selasa (16/01). Aksi mogok mengajar rencananya akan dilakukan hingga Sabtu (20/01) sambil menunggu tindak lanjut pemerintah kabupaten.

“Kami tidak ada tawar menawar, harga mati tuntutan kami. Kami akan evaluasi saja hari Sabtu, kalau hari Sabtu masih kami punya tuntutan tidak dipenuhi kami lanjut pada minggu berikutnya. Ini satu minggu kita (mogok mengajar). Jangan salahkan kami jika panjang perjalanan mogok ini,” ujarnya.

Diakui Jemi, berbagai macam upaya sebenarnya telah dilakukan para guru untuk memperjuangkan haknya. Namun upaya tersebut kerap menemui jalan buntu.

“Kami sudah berbuat dari awal secara persuasif, berdiskusi dengan oknum pejabat itu, tolong kami dibayarkan tepat waktu, tapi ternyata tidak bisa secara persuasif. Kami melapor, kami demonstrasi, kami melapor ke polisi, melapor kejaksaan, sampai saat ini tidak ada bukti realisasi,” ungkapnya kesal.

Dia mengaku aksi mogok yang mereka lakukan adalah jalan terakhir dengan harapan hak mereka dapat segera direalisasikan.

“Kami sebenarnya tidak ingin mogok, tapi ini sudah jalan terakhir. Kami harus mogok, bukan untuk mengorbankan anak-anak, tetapi untuk mendapat perhatian,” jelas Jemi.

Guru lain bernama Rima mengatakan Pemkab sudah mencairkan tunjangan sertifikasi guru pada triwulan keempat untuk satu bulan, sehingga tersisa dua bulan lagi yang belum dibayarkan. Meski begitu, dia menegaskan aksi mogok tetap akan dilakukan hingga pembayaran dilunasi.

“Kami sama sekali tidak pernah membangun komitmen dengan Pemda kami terima satu bulan (dicairkan hari ini). Yang kami tuntut itu hari triwulan empat dan triwulan tiga. Triwulan tiga itu sudah ada, artinya sudah selesai, murni tuntutan ini adalah triwulan empat tiga bulan, triwulan empat harus dituntaskan sesuai apa yang telah disepakati,” terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa Rusli meminta para guru yang menggelar aksi mogok memahami kondisi keuangan di Kabupaten Mamasa. Dia menyebut keuangan Pemkab Mamasa sedang mengalami defisit.

“Diharapkan para guru bisa memahami, karena kondisi Mamasa defisit, beda kabupaten lain, banyak yang biayai, kita terbatas,” ucap Rusli saat dikonfirmasi terpisah.

Rusli berdalih telah ada kesepakatan antara pihak pemerintah dengan guru sertifikasi yang melakukan aksi mogok mengajar. Dia menyebut sudah ada mekanisme penjadwalan pembayaran.

“Menyangkut hak-haknya, sejak tadi sudah masuk semua ke rekening tunggakan triwulan ketiga, kemudian untuk triwulan keempat sudah ada kesepakatan dengan Pak Sekda, sudah ada schedule mekanisme pembayarannya,” ucapnya.

Rusli berharap aksi mogok mengajar para guru segera diakhiri. Dia juga meminta para guru yang tidak termasuk penerima sertifikasi, agar tetap melangsungkan proses belajar mengajar seperti sedia kala.

“Kita harapkan besok tidak ada lagi aksi mogok, kasihan anak-anak kita korbankan. Walaupun misalnya guru-guru sertifikasi kalau tidak mengajar apa boleh buat kalau tidak mau, tapi kalau guru-guru yang tidak sertifikasi, baik PPPK maupun honorer diharap tetap masuk,” pungkasnya.(*)