Edarinfo.com– Model Inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan experimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lainnya, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain

Konsep Dasar SPI

– Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya
– Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan /digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa
– Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya tersebut
– Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi altematif

Prinsip Penggunaan SPI

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir, karena inkuiri didasari oleh teori kognitif yang menekankan arti penting proses internal seseorang

2. Prinsip Interaksi

Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan lingkungan

3. Prinsip Bertanya

Inkuiri adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dan mengantarkan pada pengujian dan eksplorasi bermakna

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how you think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak

5. Prinsip Keterbukaan

Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat

Langkah Pelaksanaan SPI

1. Orientasi

Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran dengan cara merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah

2. Merumuskan masalah

Pada langkah ini guru membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu

3. Mengajukan hipotesis

Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan

4. Mengumpulkan data

Pada langkah ini guru mengondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran dengan cara merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah

5. Menguji Hipotesis

Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional

6. Merumuskan Kesimpulan

Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional

Strategi Pembelajaran Inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa di pahami, di antaranya :

Strategi Inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untukmencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

Seluruh Aktifitas yang dilakukan siswa di arahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan, sehingga di harapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator siswa.

Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampjan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Kesulitan Implementasi SPI

Kesulitan guru dalam penerapan model pembelajaran inkuiri yang sering dialami guru dalam melaksanakan beberapa langkah pembelajaran inkuiri yaitu pada langkah merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, dan menguji hipotesis. kesulitan tersebut meliputi guru kesulitan dalam mengatur waktu kegiatan pembelajaran, guru kesulitan dalam membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dan berani mengkomunikasikan pekerjaannya dan guru mengalami kesulitan dalam mengelola media pembelajaran.

Faktor yang menyebabkan kesulitan guru dalam penerapan model pembelajaran inkuiri meliputi kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri, kurangnya media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran dan kurangnya respon peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Keunggulan dan Kelemahan SPI

Keunggulan SPI

  • Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
  • Siswa menjadi aktif dalam mencari dan mengolah sendiri informasi
    Siswa mengerti konsep-konsep dasar dan ide- ide secara lebih baik
    Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  • Siswa yang memiliki kemampuan diatas rata- rata tidak akan
    terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelemahan SPI

  • Jika guru tidak dapat merumuskan teka-teki atau pertanyaan kapada siswa dengan baik, untuk memecahkan permasalah secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak terarah.
  • Kadang kala guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  • Dalam implementasinya memerlukan waktu panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
  • Pada sistem klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak, penggunaan pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik.

Penulis, Sarmiyanti, Muh As’ad, Muh Agung