Opini,Edarinfo.com–Hakikatnya aktivis organisasi lahir dari rahim – rahim dunia kaderisasi sehingga muncullah istilah kader. Dengan atmosfer yang ada pada organisasi muhammadiyah beserta ortomnya muncullah istilah kader biologis dan kader ideologis tentu nya kita harus tau apa itu itu biologis dan ideologis.

Biologis adalah kajian tentang kehidupan dan organisme hidup,termasuk struktur fungsi,pertumbuhan dan ciri-ciri makhluk hidup di setiap spesies dan organisme.

Ideologis adalah ilmu tentang pemikiran manusia yang mampu menunjukkan arah yang benar untuk menuju masa depan.

Jika mendengar kata kader biologis dan kader ideologis tentu kedua nya mempunyai perbedaan. Kader biologis adalah kader yang terlahir dari keluarga muhammadiyah.

Sedangkan kader ideologis orang-orang yang Ber Muhammadiyah,gelar kader melekat padanya karena telah mengikuti pendidikan ataupun perkaderan-perkaderan yang ada di Muhammadiyah.

Apakah kader ideologis akan otomatis melahirkan kader ideologis? Ternyata tidak ada kelahiran kader ideologis yang otomatis. dalam kenyataannya kader-kader ideologis yang sudah berkeluarga, kebanyakan hanya melahirkan kader-kader biologis. Anak keturunannya tidak mewarisi ideologi yang dimiliki oleh orang tuanya.

Istilah Kader biologis yang lahir dari kader ideologis sebenarnya memiliki peluang lebih besar untuk menjadi kader ideologis juga. Sebab mereka memiliki genetika yang sudah sesuai, tapi kebanyakan dari kader ideologis membatasi pergerakan keturunnnya untuk menjadi kader dalam yang memiliki ideologi muhammadiyah.

Sedangkan Kemandirian dan kesungguhannya untuk berproses menjadi kader ideologis menjadikan mereka lebih bisa mewarisi ideologi dari sebuah gerakan dibandingkan kader biologis dari pergerakan tersebut. Hanya saja pada kenyataanyya kebanyakan kader yang jauh dari rahim keturunan keluarga muhammadiyah dalam artian bukan anak siapa-siapa tapi bisa terantar menjadi kader idiologis.

Dalam aktovitas organisasi kader yang lahir dari ruh kaderisasi (ideologis) inilah yang lebih giat dalam memajukan serta mengembangkan organisasi dibandingkan dengan mereka yang lahir dan besar dalam ruang lingkup keluarga muhammadiyah.

Dua golongan tersebut menjadi pemicu terkait dengan militansi seorang kader dalam menghidupkan ruh orgnaisasi,

Sejatinya, militan atau tidaknya seseorang itu tergantung dari seberapa besar kecintaan dan kesadaranya dalam berorganisasi. Tentu saja setelah melalui serangkaian proses pembinaan dan perkaderan. Sebab, tidak mungkin sebuah perjuangan bisa berjalan dengan baik, kalau tidak dilandaskan rasa cinta didalamnya

Penulis : Akram Saharuddin,              Ketua Bidang ASBO Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pinrang.