A. Strategi Kebijakan Moneter Islam

Edarinfo.com– Islam terintegrasinya semua aspek kehidupan keduniaan dengan aspek spiritual untuk menghasilkan suatu peningkatan moral manusia dan masyarakat di mana ia hidup.

Tanpa peningkatan moral semacam ini tak satupun sasaran akan dapat diwujudkan dan kesejahteraan manusia yang hakiki sulit dicapai. Hal ini memfokuskan perhatian kita kepada konsep kesejahteraan dalam Islam. Adapun strategi moneter Islam adalah penghapusan suku bunga dan kewajiban pembayaran pajak atas biaya produktif yang menganggur, sehingga akan menghilangkan inisiatif orang untuk memegang uang sehingga mendorong orang untuk melakukan :

•Qard (meminjamkan harta kepada orang lain).•Penjualan Muajjal. •Mudharabah

Penulis, Mahasiswa Semester IV Prodi Ekonomi Syariah IAI DDI Sidrap, Mutiara Indah

B. Kebijakan Moneter Tanpa Bunga

Sistem moneter tanpa bunga (nominal) adalah tidak mungkin dan tidak adil karena inflasi selalu ada. Tidak adil dan tidak mungkin untuk memaksa para kreditur untuk meminjamkan uangnya dan mendapatkan pengembalian lebih sedikit darinya dengan tidak memperhitungkan inflasi, biaya operasional dan tingkat resiko yang harus ditanggungnya. Tetapi sistem moneter tanpa riba adalah mungkin. Bagaimana membersihkan sistem moneter dari riba yang dilarang oleh Tuhan/agama?

Dengan mematok tingkat sukubunga simpanan dan pinjaman. Dengan demikian bank hanya akan memperoleh keuntungan yang wajar. Demikian juga deposan tidak memperoleh bunga riil lebih daripada tingkat resiko yang ditanggungnya.

Di samping itu pematokan tingkat sukubunga bank mempersempit ruang gerak bagi para spekulan, para pencari riba itu. Jika tingkat sukubunga dibiarkan mengambang ada deposan yang kerjanya hanya memindah-mindahkan uangnya dari satu bank ke bank lain tergantung siapa yang memberi bunga yang lebih tinggi. Tingkat sukubunga mengambang mendorong sebagian deposan untuk menjadi spekulan pengejar riba.

Tingkat sukubunga yang tidak dipatok akan menyebabkan ia menjadi fluktuatif sehingga tidak menguntungkan bagi dunia usaha. Jika posisi para deposan terlalu kuat maka mereka dapat mendorong tingkat sukubunga simpanan, sehingga dengan demikian juga, sukubunga pinjaman, setinggi mungkin. Hal ini menimbulkan ketidakadilan. Mereka yang tidak bekerja produktif (deposan) mengambil terlalu banyak dari mereka yang bekerja produktif (pengusaha dan karyawan).

Penulis, Mahasiswa Semester IV Prodi Ekonomi Syariah IAI DDI Sidrap, Sahurri

C. Instrumen Kebijakan Moneter Islam

Dalam sistem ekonomi islam, selain mempertimbangkan sasarn kebijakan, perumusan dan penentuan isntrumen moneter tentu harus mempertimbangkan strategi sesuai dengan prinsip dan aturan islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut ( uddin & halim, 2015 ).

1. Tidak ada interest bearing assets didalam perekonomian.
2. Peluang long trem sama degan peluang short therm financing.
3. Pembagian rate offprofit ( keuntungan berdasarkan atas profit sharing ratio.
4. Tidak ada penimbunan uang ( hoarding )

Sejalan dengan itu instrument moneter islam di khususkan untuk memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Menjaga keseimbangan antara sector rill dengan sector keuangan dalam perekonomian 2. Mencegah penumpukan jumlah uang disektor keuangan secra berlebihan
3. Mencegah pelipat gandaan uang tanpa dilandasi kegiatan produktif disektor rill
4. Meningkatkan daya tahan perekonomian pada masa krisis
5. Menjadi channeluntukmenyalurkan kelebihan dana di perekonomian
6. Mengoptimalkan alokasi sumber daya perekonomian

Instrumen kebijakan moneter dalam Islam dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
(a) Kontrol Kwantitatif pada penyaluran dana dan (b) Methode yang dapat menjamin alokasi pembiayaan dapat berlangsung dengan baik pada sektor-sektor yang bermanfaat dan produktif.

Penulis, Mutiara Indah, Sahurri