Jakarta, Edarinfo.com – Nama Raja Namrud sering disebut dalam kitab-kitab tafsir dan sejarah sebagai penguasa besar Babilonia yang berkuasa berabad-abad lamanya. Kekuasaan yang luas membuatnya sombong, bahkan berani menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang nasabnya. Ada yang menyebut Namrud bin Kan’an bin Kausy bin Sam bin Nuh, sementara riwayat lain menulis Namrud bin Falih bin Abir bin Shaleh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.

Mujahid, seorang ahli tafsir, menyebut Namrud sebagai salah satu dari empat raja yang pernah menguasai hampir seluruh dunia. Dua di antaranya beriman, yakni Dzul Qarnain dan Nabi Sulaiman AS, sedangkan dua lainnya kafir: Fir’aun dan Namrud.

Meski Al-Qur’an tidak menyebut namanya secara eksplisit, Namrud diyakini sebagai raja yang berdebat dengan Nabi Ibrahim AS sebagaimana dikisahkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 258.

Perdebatan dengan Nabi Ibrahim AS

Ketika Nabi Ibrahim AS mengajaknya beriman kepada Allah SWT, Namrud menolak. Ia mengklaim memiliki kuasa untuk menghidupkan dan mematikan. Namun, Nabi Ibrahim menjawab dengan tantangan logis:

“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.”

Namrud pun terdiam, tidak mampu menjawab.

Kesombongan yang Berbuah Kehinaan

Riwayat menyebutkan, Allah berulang kali mengutus malaikat agar Namrud beriman. Ia menolak hingga akhirnya Allah menunjukkan kekuasaan-Nya.

Dalam satu pertempuran, Namrud mengerahkan pasukan besar. Namun, Allah mengirimkan tentara berupa nyamuk. Hewan kecil itu menghisap darah, melumat tubuh pasukan Namrud, hingga hanya tersisa tulang belulang.

Satu ekor nyamuk masuk ke hidung Namrud dan bersarang di kepalanya. Selama 400 tahun ia tersiksa, memukuli kepalanya sendiri untuk meredakan rasa sakit. Hingga akhirnya, ia binasa dengan cara yang hina, ditaklukkan oleh makhluk sekecil nyamuk.

Kisah tragis Raja Namrud menjadi peringatan bahwa kesombongan hanyalah jalan menuju kehinaan. Sebesar apa pun kuasa manusia, tetap tak sebanding dengan kekuasaan Allah SWT.

Hari ini, kita melihat kesombongan serupa ditunjukkan oleh para penguasa zionis yang menindas rakyat Palestina dengan kekerasan dan penindasan. Namun sejarah membuktikan: tidak ada tirani yang kekal. Fir’aun tumbang, Namrud binasa, dan setiap kezhaliman akan berakhir dengan kehinaan.

Maka, sudah sepatutnya kita tak diam. Mari peduli terhadap saudara-saudara kita di Palestina, dengan doa, suara, dan aksi nyata. Sebab, diam terhadap kezhaliman sama saja memberi ruang bagi kesombongan untuk terus berkuasa. Klik disini untuk membantu saudara kita di Palestina.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di detikhikmah dengan judul “Kisah Nabi Ibrahim AS Melawan Raja Namrud yang Sombong”