Piru, Maluku,Edarinfo.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Seram Bagian Barat menggelar acara Pertemuan Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor pada Kamis, 24 Juli 2025 di kantor Dinas P3AP2KB Kota Piru. Acara ini difokuskan pada pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, tindak pidana perdagangan orang, dan perkawinan anak di Kabupaten Seram Bagian Barat.

Kepala Dinas P3AP2KB, Hj. Aisya Pellu Falam Sambitn, dalam sambutannya menekankan keseriusan masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk tindak pidana perdagangan orang dan perkawinan anak. Beliau menyatakan bahwa permasalahan ini membutuhkan perhatian dan aksi nyata dari semua pihak. Penanganan masalah ini, lanjut beliau, tidak bisa dilakukan sendiri oleh satu lembaga, tetapi harus secara sinergis dan lintas sektor, serta berkelanjutan.

Data yang disampaikan Dinas P3AP2KB mencatat adanya 23 kasus kekerasan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Rinciannya adalah 8 korban perempuan dewasa dan 15 korban anak perempuan. Dari total kasus tersebut, 20 kasus merupakan kekerasan fisik, sementara sisanya merupakan kekerasan seksual dan psikis. Kasus kekerasan seksual paling banyak terjadi di Kecamatan Huamual, dengan total 6 kasus.

Fakta ini sangat memprihatinkan dan menjadi perhatian serius. Sebagian besar korban adalah anak-anak perempuan yang didominasi oleh kekerasan seksual. Oleh karena itu, pertemuan ini bertujuan untuk:

1. Membangun komitmen bersama dalam memperkuat koordinasi lintas sektor.

2. Mengembangkan strategi pencegahan berbasis data dan kasus nyata.

3. Menjamin pemenuhan hak korban, termasuk layanan hukum, psikologis, kesehatan, dan rehabilitasi sosial.

4. Memperkuat jejaring dengan lembaga layanan rujukan agar mampu merespon secara cepat dan tepat.

5. Memoilisasi masyarakat untuk melakukan advokasi dan kampanye publik untuk pencegahan kekerasan.

6. Mendorong peran aktif masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan media dalam edukasi dan pelaporan kasus.

Hj. Aisya Pellu daalam Sambutannya mengajak seluruh pihak untuk bersatu dan terus bereaksi guna menciptakan Kabupaten Seram Bagian Barat yang aman, ramah, dan bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak. (*)