Sosok, Edarinfo.com– Di balik tenangnya perkampungan Nagrak Selatan, Sukabumi, terdapat sosok yang menjadi rujukan ribuan orang dalam mencari kesembuhan dan keseimbangan hidup, Prof. DR (HC). Nursiami Rahmat Prihantoro, S.Pd.I., B.Sc., MPH. Ia bukan hanya seorang terapis dan herbalis, tetapi juga seorang akademisi, pendidik, serta tokoh pelopor dalam pengembangan kesehatan holistik berbasis nilai-nilai keislaman.
Lahir di Jakarta pada 12 November 1972, perjalanan hidupnya adalah gabungan antara dedikasi terhadap ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat. Dari SDN Cikalong Kulon 2 hingga meraih gelar Professor Honoris dari UIPM University International, Prof. Nursiami membuktikan bahwa pendidikan tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia terus mengembangkan keilmuannya, bahkan hingga mancanegara, termasuk Malaysia dan Thailand, tempat ia menuntaskan pendidikan tinggi di bidang kesehatan komplementer dan kesehatan publik.
Tak hanya di atas kertas, kiprah Prof. Nursiami sangat nyata di lapangan. Ia mendirikan Rumah Sehat Herba Holistik yang menjadi pusat pelayanan kesehatan alternatif di Sukabumi. Di tempat itu, pasien tak hanya diberi pengobatan, tetapi juga pemahaman tentang tubuh, jiwa, dan ruhani sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Sebagai Direktur Umum Lembaga Kesehatan Holistik Indonesia, ia turut membina para terapis muda, menjadi trainer dan penguji di berbagai organisasi seperti LKHI, AP3I, dan ASPETRI. Ia juga aktif mengisi siaran radio dan televisi, serta menjadi narasumber kelas virtual hingga ke Hong Kong dan Kuala Lumpur. Kiprahnya menjangkau berbagai kalangan, dari pesantren hingga akademisi, dari masyarakat desa hingga diaspora Indonesia di luar negeri.
Dalam kehidupan pribadinya, Prof. Nursiami adalah sosok ayah dari lima anak. Bersama istrinya, Bidan Ai Lela Kurnia, ia membangun keluarga yang juga turut bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Salah satu putranya, Faiz Abdullah Nur Ishan, bahkan telah mengenyam pendidikan medis dan ikut menapaki jejak sang ayah.
Dikenal sebagai pribadi yang bersahaja, Prof. Nursiami tetap tekun belajar. Meski telah menyandang gelar doktor kehormatan dan profesor, ia masih melanjutkan studi Magister Traditional Chinese Medicine (TCM) di STAB NALANDA.
Lebih dari 30 pelatihan profesional telah ia ikuti, mulai dari pijat saraf, terapi lintah, hingga Yumeiho Jepang. Ia pun dikenal sebagai pengasuh Solusi Sehat Islami di Radio Cahaya FM Sukabumi, dan aktif menyebarkan ilmu melalui berbagai platform daring maupun luring.
“Ilmu bukan untuk disimpan, tapi untuk dibagikan,” begitu prinsip hidup yang ia pegang teguh.
Prof. Nursiami bukan sekadar penyembuh tubuh, tapi juga penenang jiwa. Di tengah maraknya ketergantungan pada medis modern, ia hadir sebagai jembatan, mengembalikan manusia pada fitrahnya, menyatukan ilmu, iman, dan pengabdian dalam satu napas: kesehatan yang holistik dan Islami.(*)