Maros, Edarinfo.com – Hubungan akademik antara Indonesia dan Pakistan semakin erat melalui inisiatif kerja sama yang digagas beberapa perguruan tinggi Indonesia dengan dua kampus terkemuka di Pakistan. Kerja sama ini menjadi topik utama dalam rangkaian simposium yang berlangsung sejak Rabu, 15 Januari 2025, dan akan berlanjut sepanjang bulan Januari.

Tahap pertama simposium yang berlangsung pada 15-19 Januari 2025 mencakup sesi diskusi, seminar, dan kunjungan lapangan. Lokasi kegiatan mencakup Maros, perguruan tinggi mitra di Makassar, serta beberapa tempat lainnya. Simposium ini menghadirkan akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari kedua negara untuk bertukar pikiran serta membangun kesepahaman.

Fokus Diskusi dan Tujuan Kerja Sama

Diskusi dalam simposium ini menghasilkan beberapa poin penting, di antaranya:

  • Pertukaran pelajar antarnegara.
  • Kolaborasi penelitian di berbagai bidang.
  • Pengembangan program studi bersama untuk meningkatkan daya saing lulusan.

“Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di kedua negara,” ujar Ismail Suardi Wekke, Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros sekaligus anggota steering committee. Kepada media, Jumat (18/1/2025), Ismail menyampaikan bahwa berbagi pengetahuan dan sumber daya akan menghasilkan lulusan yang lebih kompeten dan siap bersaing di tingkat global.

Dukungan dari Perguruan Tinggi Terkemuka

Kampus-kampus Pakistan yang terlibat dalam kerja sama ini antara lain Allama Iqbal Open University Islamabad, yang diwakili oleh Prof. Dr. Malik Muhammad Aslam, serta Khawaja Ghulam Fareed University of Engineering and Information Technology (KFUEIT) Rahim Yar Khan, yang diwakili oleh Dr. Mazhar Hussain Bhadroo.

Rektor Universitas Muhammadiyah Barru, Dr. Andi Fiptar Abdi Alam, juga menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi dengan perguruan tinggi di Pakistan membuka peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di lingkungan yang berbeda dan memperluas wawasan internasional. “Kerja sama ini juga merupakan bagian dari transformasi Universitas Muhammadiyah Barru yang sebelumnya berstatus sekolah tinggi,” ungkap Andi Fiptar.

Isu Strategis dan Harapan Masa Depan

Selain membahas kerja sama bilateral, simposium ini juga menyoroti isu-isu terkini dalam dunia pendidikan tinggi, seperti:

  • Adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
  • Tantangan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
  • Peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Ismail Suardi Wekke menambahkan bahwa simposium ini menjadi peluang besar bagi perguruan tinggi Indonesia dan Pakistan untuk memperluas jejaring kerja sama. “Baik Indonesia maupun Pakistan adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sehingga kerja sama ini memiliki potensi besar untuk mempererat hubungan di berbagai bidang,” tuturnya.

Para peserta simposium berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih luas bagi kedua negara. Di luar bidang pendidikan, kerja sama ini diharapkan membuka jalan untuk penguatan hubungan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Dengan terjalinnya hubungan akademik yang lebih erat, diharapkan Indonesia dan Pakistan dapat menjadi mitra strategis dalam berbagai inisiatif global di masa depan.(*)