Jakarta, Edarinfo.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) bekerja sama dengan Young Leaders Works menggelar Pelatihan Manajemen Organisasi Kepemudaan di Warkop Phoenampungan, Jl. KH Wahid Hasyim No. 12, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu (12/1/2025).
Mengusung tema “Meningkatkan Kapasitas Kepemudaan Melalui Manajemen Organisasi yang Profesional,” kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus organisasi kepemudaan (OKP) nasional dari seluruh Indonesia. Acara ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman, yaitu:
- Rijal Akbar Tandjung (Ketua OKK DPP KNPI),
- Alya Tjori Saja (Akademisi), dan
- Antar Begawan (KAHMI).
Tantangan dan Peluang Modernisasi OKP
Dalam paparannya, Antar Begawan menyoroti pentingnya modernisasi manajemen organisasi, terutama di era digital. Ia menekankan bahwa OKP tidak boleh hanya berbangga dengan sejarah besar atau tokoh-tokoh nasional sebagai alumni, tetapi harus mampu menciptakan gerakan nyata yang berdampak langsung pada pembangunan nasional dan pengembangan kapasitas anggotanya.
“Berorganisasi bukan hanya soal glorifikasi kejayaan masa lalu. Yang utama adalah bagaimana anak muda bisa mendorong pembangunan. Hal ini membutuhkan penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pemuda dalam aspek life skills,” jelas Antar.
Menurut Antar, tantangan yang dihadapi OKP saat ini jauh berbeda dibandingkan beberapa dekade lalu. Oleh karena itu, keberhasilan organisasi sangat bergantung pada pemimpin yang mampu memahami potensi anggotanya dan mengelola organisasi secara profesional.
Organisasi Berbasis Data: Kunci Masa Depan
Antar juga menekankan bahwa perubahan mindset adalah langkah pertama menuju modernisasi. Metode rekrutmen harus diperbaiki, dan manajemen organisasi perlu mengadopsi pendekatan berbasis data.
“Organisasi yang tidak berbasis data akan sulit menggerakkan mesinnya. Pimpinan tidak bisa merancang kebijakan tanpa data yang valid,” ujar Antar menjawab pertanyaan salah satu peserta.
Gagasan Desa Binaan
Antar mengusulkan inisiatif desa binaan sebagai program konkret untuk meningkatkan peran OKP dalam masyarakat. Ia membayangkan setiap cabang OKP memiliki desa binaan yang sesuai dengan potensi sumber daya alam (SDA) setempat.
“Misalnya, HMI dapat mengirimkan kader-kader berpengetahuan dan berkeahlian di bidang pertanian ke desa yang berpotensi di sektor tersebut. Program seperti ini akan memberikan dampak nyata,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa program desa binaan tidak seharusnya menjadi proyek temporer dalam satu periode kepemimpinan saja, tetapi harus dipatenkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Pesan untuk Pemuda
Mengakhiri diskusi, Antar memberikan pesan tegas kepada generasi muda untuk tidak terjebak dalam zona nyaman.
“Anak muda harus berani keluar dari zona nyaman, berbenah diri, meningkatkan kapasitas, dan jangan sampai gaptek (gagap teknologi),” tutup Antar Begawan.(*)