Makassar,Edarinfo.com–Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar usai lakukan giat Gocus Group Discussion (FGD) di Aula Mappaodang Polrestabes Makassar.
Tajuk tema yang diangkat HMI Cabang Makassar ialah Penanganan Masalah Sosial Di Kota Makassar RPP (Restoratif, Preventif, Psikologi) Polrestabes Makassar, Mahasiswa dan Elemen Masyarakat, pada pukul 13.20 WITA, Rabu kemarin (27/9/2023).
Dalam sambutan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol. Mokhamad Ngajib mengucapkan terimakasih kepada bapak ibu undangan yang hadir di FGD dan teman-teman dari HMI Cabang Makassar telah memberikan ide kreatif terkait RPP (Restoratif, Preventif, Psikologi) Polrestabes Makassar, Mahasiswa dan Elemen Masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan FGD ini kita dapat mencari solusi dan rekomendasi terbaik terkait beberapa permasalahan sosial yang sering terjadi di Kota Makakassar, dan kita berharap dengan ini ada Sinergitas yang terjalin antara Kepolisian, TNI, Pemerintah Kota Makassar, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Dari elemen Mahasiswa,” harapnya.
FGD ini menghadirkan 2 pemateri yaitu Muh. Arsy Jailolo, SH,MH (Ketua Umum HMI Cabang Makassar) dan Sofyan Thamrin S.Pd, MP.d (Sosiolog).
Dalam pemaparan materi FGD untuk poin dari Muh. Arsy Jailo, Ketua Umum HMI Cabang Makassar diantaranya ;
1. Makassar merupakan Milik semua bangsa dimana sebagian besar yang tinggal di makassar bukan hanya berasal dari Makassar melainkan dari luar Sulawesi berbagai suku dan masih banyak lagi, hal itu menandakan bahwa Kota Makassar merupakan Kota Heterogen.
2. Permasalahan yang terjadi di Kota Makassar akibat pergeseran Kebudayaan dan Mindset pemuda antara lain, Peredaran Narkoba, Prostitusi online, Pelanggaran Lalulintas, Perang Kelompok, Cyber Crime, Pelaku Pembegalan.
3. Penyebab terjadinya Masalah antara lain :
a. Putus Sekolah (Sumber Daya Manusia),
b. Faktor Ekonomi
c. Lemahnya pendekatan akar budaya dalam simpul masyarakat atau lemahnya pendekatan spititual Kebudayaan seperti budaya Mapatabe’, cara berpakaian dll.
d. Pengaruh Lingkungan Sosial.
4. Fikiran Mayoritas dan minoritas yang masih tertanam di Mindset Pemuda Makassar yang masih terdoktrin.
5. Zona pencegahan Masalah antara lain :
a. Zona sadar Pendidikan
b. Zona sadar berlalulintas
c. Zona sadar bebas Narkoba
d. Toleransi Umat beragama
e. Waspada terhadap kejahatan begal, cyber, dll
f. Pencegahan oerang kelompok
g. Pencegahan Pergaulan bebas.
Semntara pamaparan poin pemateri Sofyan Thamrin, S.Pd, M.Pd ;
1. Mengapa Makassar kekerasannya tereproduksi/teregenerasi karena tafsir sejarah Makassar yang sangat Maskulin Atau citra Makassar yang diceritakan secara heroik dan tidak dapat diubah secara langsung namun dapat berubah secara bertahap.
2. Selalu berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
3. Model perkumpulan/komunitas masyarakat Makassar yang terlalu monoton, dimana menganggap perbedaan itu adalah sesuatu yang tidak menarik atau hal biasa biasa saja. Dan hal yang perlu dibangun adalah komunitas Lintas (daerah, lembaga, agama maupun kelompok) agar dapat mereduksi atau meminimalisir terjadinya Konflik sosial seperti perang kelompok.
4. Konflik dapat terjadi karena ada aktor dibelakangnya namun hal ini masih jadi asumsi di beberapa kalangan masyarakat.
5. Makassar krisis ruang perjumpaan karena kurangnya ruang publik yang menjadi tempat bertemunya beberapa perbedaan yang kadang memicu konflik.
Pada sesi tanya jawab FGD mendapat pelbagai saran dan masukan diantaranya ;
Perwakilan Ketua DPRD, menyampaikan saya menawarkan kepada ade ade Mahasiswa untuk membuat projec proposal terkait Mitigasi kepada pemerintah untuk di anggarkan.
Nasruddin (FKUB Kota Makassar) menyampaikan pertama pemerintah harus punya data di tiap kecamatan apa yang menjadi sumber masalah di tengah masyarakat. Kedua pemerintah juga harus mengetahui data Anak yang putus sekolah sehingga pemerintah dapat terlibat langsung dalam mencari solusinya.Ketiga learifan lokal yang harus menjadi slogan, Sipakatau, sipakalebbi dan sipakainge’. Keempat salah satu program FKUB yaitu perkuatan persatuan Ummat antar agama dan mungkin dapat pula di terapkan di organisasi maupun lembaga yang ada di Masyarakat maupun Mahasiswa.
Kh. Abd. Samad Lc, saya ingin mengajak kepada kita semua agar dapat memperkuat keimanan kita semua.
H. Ali Imran (Tokoh Masyarakat/Ketua FKPM) menyampaikan pertama keberadaan FKPM di kel. Ballaparang dapat menekan angka kriminalitas di wilayah Ballaparang. Kedua menyarankan agar dilakukan diskusi terbuka antara FKPM dengan HMI maupun organisasi sosial lainnya.
Mitra Media, menyampaikan, setiap diskusi agar dapat di bukukan seingga ada momen yang di abadikan dan saran agar ade-ade mahasiswa
Tokoh Masyarakat, apakah pernah pemateri fikirkan tentang program pemerintah yang dapat merugikan masyarakat.
Kemudian penyampaian dari Sekretaris Kesbangpol, pertama adanya kebijakan Pemerintah pasti akan ada efek maka dari itu dapat ditekan melalui forum diskusi seperti ini. Kedua kebijakan yang baik yaitu pengambilan kebijakan yang berasal dari banyak masukan yang di dapatkan dari suatu diskusi bersama. Ketiga kebijakan itu dibuat berdasarkan fakta fakta yang terjadi di tengah – tengah Masyarakat sehingga dapat bermanfaat bagi Masyarakat.
Adapun yang hadir dalam giat FGD ;
1. Kombes Pol Mokhamad Ngajib S.IK., M.H (Kapolrestabes Makassar)
2.Ketua MUI Kota Makassar
3. Dandimtabes 1408 BS Kota Makassar
4. Sekretaris Kesbangpol Kota Makassar
5. Perwakilan Ketua DPRD Kota Makassar
6. Perwakilan Kajari Makassar
7. PJU Polrestabes Makassar
8. Kapolsek se Kota Makassar
9. Danramil se Kota Makassar
10. Camat Sekota Makassar
11. Tokoh Masyarakat
12. Tokoh Pemuda
13. Tokoh Agama
14. HMI Cabang Kota Makassar
15. Perwakilan Mahasiswa.
Closing statement dari pemateri Sofyan Thamrin, S.Pd, M.Pd, pertama FGD sebaiknya tidak memiliki narasumber tetapi semua subjek sama.
Sofyan berharap pemerintah Kota Makassar memfasilitasi komunitas – komunitas literasi yang sangat besar manfaatnya khususnya terkait permasalahan sosial di Kota Makassar.
“Pemerintah Kota Makassar harus melibatkan Ilmuan Sosial dalam pemecahan permasalahan sosial di Masyarakat,”tegasnya.
Sedangkan, Muh. Arsy Jailolo, SH, MH menuturkan program FGD ini merupakan tahap awal dalam mencari pemecahan masalah yang terjadi di Kota Makassar.
“Pada kegiatan berikutnya kami berharap semua pihak yang ada dapat bekerjasama dalam mencari solusi pemecahan masalah sosial dimasyarakat dan saya berharap kita dapat merubah Mindset dan Culture yang dapat memecahkan masalah sosial yang terjadi di Kota Makassar,”tutupnya.
Rangkaian kegiatan FGD di mulai pukul 13.20 WITA sampai Pukul 15.20 WITA giat FGD selesai dilanjutkan dengan penyerahan plakat oleh Kapolrestabes Makassar kepada Narasumber. Selama giat berlangsung dalam keadaan aman dan terkendali.