Opini,Edarinfo.com--Kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan misteri dan tidak terduga. Pada saat-saat seperti ini, kita diingatkan betapa rapuhnya eksistensi manusia dan betapa tak terduga pergantian dari hidup ke kematian. Frasa “Kematian bukanlah lawan dari kehidupan. Kematian adalah kebalikan dari kelahiran. Kehidupan adalah rangkaian kelahiran dan kematian” mencerminkan hakikat bahwa dalam alur waktu yang tak terelakkan, kelahiran dan kematian merupakan dua sisi dari koin yang sama.

Seperti yang telah kita saksikan, kehidupan memiliki kemampuan untuk datang dan pergi dengan begitu cepatnya. Seperti angin yang berhembus, kita tidak pernah tahu kapan saatnya seseorang akan mengambil perjalanan terakhirnya. Bahkan dalam kenyataan bahwa kita berusaha merencanakan dan mengendalikan banyak aspek dalam hidup kita, kehadiran kematian selalu menjadi suatu kepastian yang akhirnya mengingatkan kita tentang keterbatasan kita.

Melalui sejarah tiga miliar tahun perkembangan kehidupan di Bumi, kematian selalu menjadi bayang-bayang yang mengiringi kemajuan. Dari makhluk sederhana hingga yang kompleks, tak satu pun bisa melarikan diri dari kepastian ini. Namun, hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk merenungkan masa lalu, membayangkan masa depan, dan menyadari ketidakkekalan.

Saat alam semesta sendiri pun sementara, manusia memiliki dorongan tak terelakkan untuk mencari keabadian. Dalam mencari pemahaman tentang realitas, kita menciptakan narasi. Evolusi dan seleksi alam membentuk kehidupan, sementara kemampuan kognitif manusia menghasilkan refleksi batin. Entropi mengarahkan sistem menuju ketidakteraturan, tetapi evolusi dan kapasitas kognitif manusia menghasilkan narasi yang melampaui insting.

Bahasa memberikan kekuatan kepada manusia untuk berbagi cerita, menciptakan tradisi, dan mengembangkan agama. Seni dan kreativitas mencerminkan hasrat untuk meninggalkan jejak dan mengatasi rasa takut akan kematian.

Dalam perjalanan mencari makna, kita dipandu oleh evolusi dan kapasitas kognitif. Keduanya membentuk jalan menuju dominasi kita di dunia ini. Evolusi membentuk perilaku yang mendukung kelangsungan hidup, sementara kapasitas kognitif memungkinkan kita merenungkan realitas dan mencari makna dalam keterbatasan kita.

Seiring perjalanan sejarah, kita menciptakan berbagai cerita tentang kehidupan, alam semesta, dan keabadian. Meskipun misteri ini tidak sepenuhnya dipahami, upaya kita menggali pengetahuan akan terus membentuk perjalanan kita menuju makna dan keabadian. Meskipun hidup kita hanya kisah sementara dalam alam semesta yang tak abadi, warisan nilai dan cerita kita menerangi jalan bagi generasi mendatang.

Dalam menghadapi kematian, kita berbicara selamat jalan kepada sahabat-sahabat kita. Namun, cerita kita dan upaya mencari makna akan terus berlanjut, mewariskan cahaya bagi masa depan yang tak pernah berakhir.

Penulis: Dany Rahmat Muharram