Makassar, Edarinfo.com – Upaya menumbuhkan kepedulian lingkungan sejak dini kembali digaungkan melalui program Green Innovation Week (GROW) yang diinisiasi oleh Green Leadership Indonesia Batch 5 dari Institut Hijau Indonesia. Salah satu inovasi yang tampil dalam kegiatan ini adalah GROWMA, gagasan dari Leaders Regional 7 Sulawesi Selatan bertema “Grow Your Green Oasis: Menanam Hijau di Antara Gemuruh”.
Kegiatan tersebut digelar di Sekolah Binaan Lentera Negeri, Jalan Borong Jambu, Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar pada 30 November 2025. Sebanyak 6 relawan dan 20 anak mengikuti rangkaian aktivitas edukatif yang dirancang secara interaktif.
Materi yang disampaikan mencakup pengenalan perubahan iklim secara sederhana, pemahaman dan pengelompokan jenis sampah, hingga praktik mengolah sampah plastik menjadi karya kreatif. Agenda kemudian ditutup dengan aksi menanam pohon sebagai simbol harapan baru bagi lingkungan.
Relawan Lentera Negeri, Muhammad Harits, menegaskan komitmen komunitasnya untuk terus mengintegrasikan nilai keadilan ekologis dalam proses pembelajaran.
“Kami menyatakan bahwa Komunitas Lentera Negeri berkomitmen untuk memasukkan dan menerapkan konsep persepsi ekologi dalam setiap kegiatan, program, dan proses edukasi sebagai upaya membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan bagi seluruh anggota dan anggota binaan di masyarakat,” ujarnya.

Ketua Pelaksana GROWMA 2025, Muhammad Helmi Kaidati, menjelaskan bahwa program ini merupakan fase akhir dari Green Leadership Indonesia. Pada tahap ini, peserta didorong untuk memahami persoalan lingkungan di tingkat lokal sekaligus merancang solusi yang inklusif.
“Perubahan lingkungan dapat dimulai dari langkah sederhana,” katanya.
Helmi menambahkan bahwa pendekatan edukasi yang digunakan mengedepankan partisipasi, agar anak-anak bukan hanya memahami pengetahuan dasar, tetapi juga memperoleh keterampilan awal dalam mengelola isu lingkungan. Ia menekankan pentingnya menghadirkan ruang-ruang kecil di masyarakat sebagai titik awal perubahan.
Di akhir kegiatan, Helmi menegaskan bahwa keadilan sosial ekologis dapat tumbuh dari tindakan yang paling sederhana, seperti menanam pohon dan mengolah sampah plastik menjadi produk kreatif.
“Langkah ini dapat menumbuhkan kepedulian sejak dini dan mendorong anak-anak berperan dalam perubahan menuju lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya. (*)