Kairatu, Maluku, Edarinfo.com – Insiden dugaan penganiayaan yang menimpa seorang sopir mobil oleh sejumlah oknum petugas ASDP di Pelabuhan Waipirit, Seram Bagian Barat, memasuki babak baru yang mengecewakan.
Peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 11 Oktober 2025, bermula dari protes terkait dugaan praktik tidak adil dalam proses penaikan kendaraan ke kapal feri.
MR, sopir yang menjadi korban, saat itu sedang mengantre untuk menyeberang dari Waipirit menuju Hunimua. Menurut pengakuannya, keributan dipicu oleh tindakannya memprotes oknum petugas ASDP yang diduga mendahulukan sejumlah mobil yang seharusnya berada di urutan antrean belakang.
“Awalnya hanya adu mulut sekitar pukul 09.00 WIT,Saya mempertanyakan alasan mobil-mobil yang antre belakangan justru dinaikkan lebih dulu.” Ungkap korban
Tak lama berselang, seorang petugas ASDP menghampiri MR dan menanyakan keterlibatannya dalam adu mulut sebelumnya. Setelah MR membenarkan, ia mengaku langsung подвергся pemukulan, bahkan dikeroyok oleh sejumlah orang tak dikenal. Akibatnya, MR menderita luka memar dan bengkak di wajah serta sekujur tubuh.
Usai kejadian, MR mencari perlindungan dengan melaporkan kasus ini ke Mapolsek Kairatu. Ia juga telah menjalani visum di rumah sakit Kairatu sebagai bagian dari proses pelaporan.
Namun, harapan MR untuk mendapatkan keadilan tampaknya menemui jalan buntu. “Saat diperiksa, penyidik berinisial VS mengatakan bahwa tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut, sehingga laporan ini tidak dapat ditindaklanjuti,” keluh MR.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak ASDP maupun kepolisian terkait perkembangan kasus ini. Edarinfo.com masih berupaya menghubungi pihak-pihak terkait untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut. Kasus ini memicu sorotan terhadap transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik di Pelabuhan Waipirit, serta menimbulkan pertanyaan tentang komitmen penegakan hukum yang adil bagi seluruh warga. (*)