Makassar, Edarinfo.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan bersama pimpinan majelis agama mendeklarasikan lima poin komitmen menjaga kerukunan umat beragama di Sulsel. Deklarasi ini digelar sebelum Dialog Kerukunan dan Deklarasi Damai Tokoh Lintas Agama di Aula Asta Cita Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (25/9/2025).

Deklarasi dibacakan langsung Ketua FKUB Sulsel, Prof. Dr. KH Muammar Bakry, disaksikan Gubernur Sulsel H. Andi Sudirman Sulaiman, perwakilan Kanwil Kemenag Sulsel Aminuddin, Plt Kepala Kesbangpol Sulsel A. Winarno Eka Putra, serta puluhan undangan lintas agama.

“Kerukunan adalah pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI, yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kami bertekad menjaga, merawat, dan memperkuat kerukunan antarumat beragama demi terciptanya Sulsel yang damai, harmonis, dan sejahtera,” ungkap Prof. Muammar.

Lima Poin Komitmen

Dalam deklarasi tersebut, FKUB Sulsel bersama pimpinan majelis agama menyatakan lima poin komitmen (red: isi lengkap poin bisa dimasukkan di sini):

isi point deklarasi

“Deklarasi ini kami sampaikan sebagai wujud nyata komitmen bersama umat beragama di Sulawesi Selatan untuk menjaga kedamaian dan kerukunan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi ikhtiar mulia ini,” tambah Prof. Muammar.

Usai pembacaan deklarasi, dilakukan penandatanganan oleh perwakilan masing-masing agama, di antaranya Prof. H. Muammar Bakry (FKUB Sulsel), Prof. H. M. Ghalib (MUI Sulsel), Pdt. Adrie O Massie (PGIW Sulselra), Pastor Albert Arina (Keuskupan Agung Makassar), Gede Durahman (PHDI Sulsel), Roy Ruslim (Walubi Sulsel), Carles Effendy (Permabudhi Sulsel), dan dr. Ferdi M. Sutono (Matakin Sulsel).

Pastor Albert Arina dari Keuskupan Agung Makassar berpesan bahwa kedamaian harus menjadi komitmen bersama.

“Kerukunan dan kedamaian bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Itu hanya mungkin bila kita mampu menjaga harmoni dan saling menghargai perbedaan. Semoga perbedaan selalu menjadi berkah, bukan sumber perpecahan,” ucapnya.

Indeks Kerukunan Tertinggi

Dalam arahannya, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyebut capaian kerukunan di Sulsel termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia. Hal itu tidak lepas dari peran tokoh agama dan masyarakat yang aktif mendukung proses demokrasi yang lebih damai.

“Alhamdulillah, selama saya menjabat gubernur, kerukunan di Sulsel menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Ada parameter-parameter yang digunakan, dan indeksnya jelas,” katanya.

Data indeks kerukunan menunjukkan Sulsel menempati posisi tertinggi dibanding provinsi lain:

Provinsi Indeks Kerukunan
Sulawesi Selatan 79,04
Bali 78,56
DI Yogyakarta 77,89
Jawa Tengah 77,45
Jawa Timur 76,98

Ketua FKUB Sulsel Prof. Muammar Bakry menambahkan bahwa capaian ini merupakan hasil dukungan pemerintah dan masyarakat.

“Artinya pemerintah dan masyarakat senantiasa damai,” ujarnya.

FKUB Sulsel juga mendorong agar pemerintah provinsi memberikan Kerukunan Award bagi daerah yang mampu menjaga atau melampaui indeks kerukunan Sulsel.

“Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi daerah-daerah lain untuk terus meningkatkan kerukunan antarumat beragama,” tutup Prof. Muammar.

Deklarasi damai tokoh lintas agama ini diharapkan menjadi contoh bagi provinsi lain bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu dalam bingkai NKRI.(*)