Jakarta, Edarinfo.com– Apakah menitipkan orangtua di panti jompo berarti tidak berbakti? Dalam masyarakat Indonesia yang sarat nilai kekeluargaan, keputusan ini memang sering dianggap kontroversial. Namun, sejumlah pakar justru melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
“Keputusan menitipkan orangtua ke panti jompo biasanya dilandasi oleh berbagai pertimbangan. Tidak selalu karena kurangnya kasih sayang,” jelas Meity saat diwawancarai pada Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, justru banyak keluarga yang mengambil langkah ini karena mempertimbangkan kesejahteraan, keselamatan, dan kualitas hidup lansia. Berikut ini beberapa alasan umum yang melatarbelakangi keputusan tersebut:
- Lansia Membutuhkan Perawatan Intensif dan Profesional
Tidak semua keluarga memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan harian, terutama jika lansia mengalami gangguan fisik, demensia, atau penyakit kronis. Kondisi ini menuntut pengawasan medis yang konsisten dan tenaga terlatih, yang belum tentu bisa disediakan di rumah.
“Biasanya karena ketidakmampuan keluarga untuk memberikan perawatan yang intensif, apalagi jika ada kondisi medis serius,” kata Meity.
Di panti jompo, lansia bisa mendapatkan pengawasan kesehatan secara rutin, bantuan dalam aktivitas harian, hingga penanganan darurat yang cepat.
- Tuntutan Pekerjaan dan Keterbatasan Waktu Anak
Gaya hidup modern menuntut mobilitas tinggi dan jam kerja yang padat. Tidak semua anak mampu mendampingi orangtuanya setiap waktu. Dalam situasi ini, menitipkan orangtua di tempat yang aman dan terawat bisa menjadi pilihan yang realistis.
“Banyak keluarga tidak bisa selalu hadir secara fisik karena kesibukan kerja dan rutinitas harian,” ujar Meity.
Daripada membiarkan orangtua sendiri di rumah tanpa pengawasan, panti jompo dapat menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman.
- Menjamin Keselamatan dan Kenyamanan Lansia
Fasilitas di panti jompo dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan lansia—mulai dari kamar mandi anti-slip, jadwal makan teratur, hingga staf pendamping 24 jam.
“Ada keluarga yang menitipkan orangtua mereka demi keselamatan dan kenyamanan, terutama jika di rumah tidak tersedia fasilitas memadai,” ungkap Meity.
Lingkungan yang ramah lansia ini sering kali justru meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Keinginan Orangtua untuk Hidup Lebih Mandiri
Tidak semua lansia ingin bergantung pada anak-anak mereka. Beberapa justru merasa lebih nyaman hidup mandiri di lingkungan yang memberikan aktivitas dan interaksi sosial yang sesuai.
“Kadang keinginan itu datang dari orangtuanya sendiri. Mereka tidak ingin merepotkan anak dan merasa lebih tenang hidup mandiri di panti jompo,” jelas Meity.
Dengan dukungan fasilitas dan aktivitas yang sesuai usia, lansia tetap bisa menjalani hidup yang bermakna tanpa merasa menjadi beban.
- Hubungan Keluarga yang Tidak Harmonis
Dalam beberapa kasus, konflik atau ketegangan dalam keluarga membuat hidup bersama menjadi tidak sehat secara emosional, baik bagi anak maupun orangtua.
“Jika hubungan keluarga tidak harmonis, maka pilihan tinggal di panti jompo bisa memberi ruang emosional yang lebih sehat bagi kedua belah pihak,” kata Meity.
Panti jompo, dalam hal ini, bukan tempat ‘membuang’ orangtua, melainkan wadah alternatif untuk menjaga kualitas hidup lansia dalam kondisi yang lebih kondusif.
Bukan Penelantaran, Tapi Pilihan yang Terukur
Meity menekankan, keputusan menitipkan orangtua di panti jompo tidak bisa disamaratakan sebagai bentuk penelantaran. Dalam banyak kasus, ini justru bentuk tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua, terutama ketika situasi dan kapasitas keluarga terbatas.
“Yang penting adalah komunikasi yang terbuka dan kejelasan niat dari anak-anaknya. Jangan sampai keputusan ini membuat lansia merasa tidak diinginkan,” tutupnya.
Menitipkan orangtua ke panti jompo bukan tentang menyerah, tapi bisa menjadi pilihan bijak ketika dilakukan dengan pertimbangan yang matang, niat baik, dan tetap dilandasi kasih sayang.(*)