Toraja Utara, Edarinfo.com – Memperingati 31 tahun wafatnya Brigjen TNI Frans Karangan, Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Tana Toraja menggelar upacara penghormatan di Taman Makam Pahlawan Buntu Lepong, Senin (23/6/2025). Acara ini turut dihadiri sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) seperti PMKRI, GMKI, GMNI, dan GAMKI, serta Wakil Bupati Toraja Utara, Andrew Silambi.
Kegiatan dimulai pukul 17.00 WITA dengan menyanyikan lagu kebangsaan, hening cipta, dan refleksi perjuangan almarhum. Brigjen Frans Karangan dikenang sebagai tokoh militer dan pejuang rakyat Toraja yang gigih membela masyarakat dari berbagai bentuk penindasan, terutama saat menghadapi kekejaman pasukan DI/TII dan Batalyon 720 pimpinan Kapten Andi Sose.
Dalam refleksi yang dibawakan Yulianus Lombe, anggota Dewan Pakar Pemuda Katolik Komcab Tana Toraja, dikisahkan bagaimana Frans Karangan sebagai komandan Kompi II berani melawan kesewenang-wenangan atasannya demi membela rakyat Toraja. Puncak perjuangannya terjadi dalam Peristiwa Makale 1953, ketika ia memimpin pasukan menyerang markas Batalyon 720 di Makale. Peristiwa berdarah ini menewaskan banyak korban namun berhasil mengusir pasukan Andi Sose dari wilayah Toraja.
Lima tahun kemudian, situasi mencekam kembali terjadi saat pasukan KDM-SST masuk ke Toraja. Dengan dalih memerangi pendukung Permesta, mereka justru meneror warga, menembaki pasar, dan menyebarkan ketakutan. Merespons hal tersebut, Frans Karangan yang saat itu bertugas di Palu mengirimkan pasukan khusus untuk membantu rakyat Toraja melakukan perlawanan.
Melalui Barisan Komando Rakyat dan Organisasi Pagar Desa, rakyat Toraja melakukan perlawanan sengit. Meski banyak korban berjatuhan dan harta benda musnah, perjuangan tersebut berhasil mengusir pasukan penindas dan mempertahankan kedaulatan serta identitas budaya Toraja.
“Kisah perjuangan Frans Karangan adalah bagian dari sejarah perlawanan rakyat Toraja dalam mempertahankan harga diri, adat, dan tanah leluhurnya,” ujar Yulianus. Ia menambahkan, peringatan ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga menghidupkan kembali semangat keberanian dan integritas generasi muda Toraja.
Mengutip Presiden Soekarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah,” Yulianus menegaskan pentingnya mengenang jasa para pahlawan sebagai pijakan masa depan.
“Terima kasih, Komandan Frans Karangan. Engkau telah mengorbankan jiwa dan ragamu untuk Ibu Pertiwi dan Toraja yang engkau cintai. Beristirahatlah dalam damai,” tutupnya.(*)