Piru, Edarinfo.com – Kematian Frenchy Patrouw (25), warga Desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, pada 3 Maret 2025, telah memicu ketegangan di Seram Bagian Barat. Insiden tersebut bermula dari bentrokan antara warga Desa Nuruwe dan Desa Kamal, yang berujung pada pemalangan jalan Trans Seram oleh warga Desa Nuruwe sejak Minggu, 1 Juni 2025, pukul 14.00 WIT. Hingga saat ini, pemalangan jalan masih berlangsung.
Warga Desa Nuruwe mendesak penyelidikan kematian Frenchy Patrouw dilakukan secara menyeluruh, karena mereka menduga keterlibatan lebih dari lima orang yang telah diamankan polisi.
Kapolres Seram Bagian Barat (SBB), AKBP Andi Zulkifli, S.I.K., M.M., dalam konfirmasi telepon seluler pada Minggu, 1 Juni 2025, pukul 15.40 WIT, menegaskan komitmen Polres SBB untuk menangani kasus ini secara profesional.
Beliau menjelaskan bahwa pemalangan jalan merupakan reaksi atas kasus pembunuhan tersebut. Meskipun keluarga korban telah memberikan beberapa nama tambahan sebagai tersangka, belum ditemukan bukti dan keterangan saksi yang cukup kuat untuk menetapkan mereka.
Kapolres kembali menghimbau semua pihak untuk mempercayakan proses hukum kepada Polres SBB. Beliau menekankan pentingnya menahan diri dan menjaga kondusifitas daerah.
Upaya koordinasi intensif terus dilakukan untuk membuka akses jalan Trans Seram yang terpalang, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap aktivitas masyarakat. Polres SBB berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara tuntas dan adil. (*)