Sidrap, Edarinfo.com – Seperti adegan dalam film-film mafia, tiga jasad ditemukan dalam sehari di tiga titik berbeda. Namun bukan di bagasi mobil atau gudang tua, melainkan di aliran irigasi yang selama ini menjadi nadi kehidupan warga Sidrap, Sulawesi Selatan.

Kamuflase yang sempurna. Air yang mengalir seperti biasa, membawa rahasia yang mengerikan. Bukan lemparan peluru yang terdengar, tapi bisik-bisik warga desa yang gemetar. Dalam waktu kurang dari 24 jam, satu per satu jasad korban ditemukan, terbawa arus, mengendap di tempat yang tak terduga.

Warga yang biasanya menggantungkan hidup pada saluran air untuk sawah dan ladang kini menatapnya dengan ketakutan. Air yang dulu jadi sumber harapan, kini berubah menjadi saksi berita kematian.

Penemuan pertama terjadi di Desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae. Lakuba, penjaga pintu irigasi, awalnya mengira melihat boneka tersangkut di pinggiran. Tapi saat didekati, sosok itu ternyata mayat bayi laki-laki, diperkirakan berusia sekitar satu tahun. Tubuhnya sudah membusuk, perlahan hanyut seperti ingin dilupakan.

Beberapa jam kemudian, giliran warga Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidenreng, dikejutkan dengan penemuan jasad bocah lelaki lain, berusia sekitar empat tahun. Tubuhnya ditemukan di aliran Wae Sellu’e, terkapar di antara rumput air dan sampah yang menyangkut.

Puncaknya terjadi siang hari, saat warga Sereang, Maritengngae, menemukan jasad gadis remaja di tepi saluran irigasi. Diperkirakan berusia 20 tahun, tubuhnya dingin dan kaku, matanya menatap kosong ke langit yang mendung. Warga mengenal korban sebagai penjaga ternak ayam milik salah satu keluarga di utara Sidrap.

Informasi yang mulai beredar menyebutkan bahwa dua bocah lelaki adalah anak-anak dari majikan sang gadis. Jika benar, maka ini bukan sekadar insiden terpisah, tapi tragedi keluarga yang memilukan dan kemungkinan besar, direncanakan.

Ketiga jasad telah dievakuasi ke RSUD Nene Mallomo Pangkajene untuk autopsi dan identifikasi. Polisi belum memberikan keterangan resmi, namun penyelidikan tengah berlangsung.

Masyarakat kini diliputi keresahan. Jika ini pembunuhan, siapa pelakunya? Dan apa motif di balik serangkaian kematian ini?

Saluran irigasi yang dulunya sumber kehidupan, kini berubah menjadi jalur kematian. Misteri mengalir bersama arus, dan seperti dalam film gelap yang belum berakhir, siapa dalangnya masih menjadi teka-teki. (*)