Cikarang Timur, Edarinfo.com– Di tengah dunia yang kerap terfokus pada keterbatasan fisik, kisah Saiful Bahri, seorang terapis pijat tunanetra, hadir sebagai bukti nyata bahwa semangat juang dan ketangguhan mampu mengatasi segala hambatan. Perjalanan hidup Saiful adalah bukti bagaimana keinginan untuk bangkit dapat mengubah hidup dan menginspirasi banyak orang.
Saiful kehilangan penglihatannya delapan tahun lalu akibat glaukoma, penyakit yang perlahan merenggut penglihatan dan harapan hidupnya. “Saya merasa seperti kapal yang terombang-ambing tanpa arah di tengah lautan,” kenangnya. Namun, alih-alih terpuruk dalam keputusasaan, Saiful memilih untuk bangkit dan menatap masa depan dengan keberanian.
Ia memutuskan untuk menekuni profesi sebagai terapis pijat, suatu pilihan yang membawanya pada perjalanan penuh tantangan. Banyak orang meragukan kemampuannya, bahkan mempertanyakan bagaimana seseorang yang tidak dapat melihat mampu memberikan pijatan yang benar. “Orang sering berkata, ‘Bagaimana mungkin tunanetra bisa jadi terapis yang handal?’” ujarnya. Namun, Saiful membuktikan bahwa keterampilan dan tekad jauh lebih kuat daripada stigma.
Dengan belajar secara otodidak dan mengikuti pelatihan yang tersedia, Saiful mengasah kemampuannya hingga menjadi seorang terapis pijat profesional. Kini, praktik pijat yang ia jalankan di Cikarang Timur diterima dengan baik oleh masyarakat, bahkan menjadi pilihan utama banyak pelanggan. “Ketika orang datang dan merasa lega setelah dipijat, itu adalah kebahagiaan terbesar bagi saya,” katanya.
Namun, jalan yang dilalui Saiful tidaklah mulus. Dalam upayanya mencari dukungan dari layanan sosial, ia kerap merasa diabaikan. “Seperti berteriak ke ruang kosong, tidak ada yang mendengar,” ungkapnya. Ia mengkritik minimnya perhatian pemerintah terhadap penyandang disabilitas. “Kami butuh lebih dari sekadar janji. Kami ingin tindakan nyata yang mendukung kesejahteraan kami.”
Kini, Saiful tidak hanya dikenal sebagai seorang terapis pijat, tetapi juga sebagai simbol ketangguhan. Ia menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada keterbatasan. “Hidup adalah perjalanan, dan kita semua punya jalur masing-masing untuk ditempuh,” ujarnya penuh keyakinan.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Tantio Nugraha, mahasiswa Jurusan Komunikasi di President University, Saiful menceritakan transformasi hidupnya. Ia berharap kisahnya bisa menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki potensi yang dapat digali, meskipun hidup menawarkan berbagai rintangan.
Kisah Saiful juga mengajak kita untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, di mana setiap individu dapat berkembang tanpa memandang keterbatasan fisik. “Dunia ini akan lebih indah jika kita menghancurkan hambatan dan memberi kesempatan kepada semua orang untuk tumbuh,” tegasnya.
Dari seorang yang pernah merasa kehilangan arah hingga menjadi inspirasi bagi banyak orang, Saiful Bahri adalah bukti nyata bahwa ketekunan dan keberanian mampu mengubah kehidupan. Seperti berlian yang terbentuk dari tekanan, ia menunjukkan bahwa keindahan sejati terletak pada keberanian menghadapi kesulitan.(*)