Opini, Edarinfo.com– Proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
Roger A. Kaufman mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai Sebuah Rencana Belajar adalah suatu dokumen yang (mungkin interaktif atau on-line dokumen) yang digunakan untuk merencanakan pembelajaran, biasanya selama jangka waktu. Setiap entitas dapat memiliki rencana pembelajaran. Mereka sering digunakan oleh individu untuk merencanakan dan mengatur pembelajaran mereka sendiri, tetapi mereka juga dapat digunakan oleh tim, masyarakat praktik atau organisasi. Rencana tingkat organisasi dapat agregat dari rencana individu atau dapat menambah informasi tentang kebutuhan belajar yang muncul dari keseluruhan organisasi.
Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai.
Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective.
Menurut Robert Mager (1996)“jika kita tidak memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, maka kita tidak akan dapat membuat perencanaan yang baik untuknya”. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa :
- Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
- Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
- Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
- Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
- Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran
- Memudahkan guru mengadakan penilaian.
2. Isi (Materi Pembelajaran)
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang peting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang“dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai, misalnya berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana Sujana menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya :
- Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
- Materi pelajaran yang di tulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada konsep saja atau berbantuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci
- Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan
- Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas)
- Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya; dan
- Sifat materi pelajaran, ada yang factual dan ada yang konseptual.
3. Kegiatan Pembelajaran
Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap anak dan bagaimana anak mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa yang dilakukan guru dalam memfasilitasi belajar anak.
Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus dirumuskan secara jelas dan rinci.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar dapat dicermati sebagai berikut.
- Kegitan harus berorientasi pada tujuan.
- Kemampuan yang harus dicapai anak adalah melalui praktik langsung.
- Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan.
- Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kegiatan yang integrated yang berpusat pada tema.
- Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pendidikan.
- Kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik.
- Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan.
- Walaupun penetapan kegiatan berorientasi pada siswa, kegiatan harus memungkinkan bagaimana guru dapat membantu siswa belajar.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:
Tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas, dan guru. Adapun macam-macam metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu: a) Metode Ceramah; b) Metode Tanya Jawab; c) Metode Diskusi; d) Metode Demonstrasi; e) Metode Kisah/Cerita; f) Metode Simulasi. Adapun bentuk-bentuk simulasi anatara lain: peer teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game, dan role playing; g) Metode Karya Wisata; h) Metode Tutorial; i) Metode Suri Teladan; j) Pengajaran Tim (Team Teaching); k) Metode Praktek; l) Metode Kerja Kelompok; m) Metode Penugasan; dan n) Brain Storming.
5. Media & Sumber Belajar
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercifta lingkungan yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif (Yudhi Munadi,2008 :8) Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat di mana materi sumber belajar terdapat. Menurut Nasution (2000) sumber belajar dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa. Pemanfaatan sumber belajar tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang di pergunakan dalam proses pembelajaran, melainkan juga tenaga, biaya, dan fasilitas.
Sumber belajar dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:
- Sumber belajar yang di rencanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah di kembangkan sebagai komponen system pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
- Sumber belajar karena di manfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus di desain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat di temukan, di aplikasikan, dan di gunakan untuk keperluan belajar.
6. Evaluasi
Menurut M Sobby Sutikno evalusi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut Masitoh evaluasi adalah suatu proses memilih mengumpulkan dan menafsirkan informasi utuk membuat keputusan. Dalam perencanaan pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di tetapkan dapat tercapai. Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Untuk melakukan evaluasi diperlukan syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat umum evaluasi yaitu:
- Validitas
- Realiabilitas
- Objektivitas
- Efisiensi
- Kegunaan / kepraktisan.
Selain syarat-syarat umum evaluasi diatas, dalam evaluasi juga terdapat teknik-tekniknya. Pada umumnya, teknik evaluasi ada dua macam, yaitu dengan menggunakan tes dan non-tes.
Penulis, Siti Nurfadhilah (Mahasiswa IAI DDI Sidrap)