Jakarta, Edarinfo.com– Haji wada adalah haji pertama dan terakhir Rasulullah SAW. Beliau berangkat haji pada tahun ke-10 Hijriah. Kondisi kesehatan Rasulullah SAW sepulang haji wada menurun.
Haji wada Rasulullah SAW dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Ishaq, dari Abdurrahman bin Qasim, dari Qasim bin Muhammad, dari Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah berangkat untuk menunaikan ibadah haji pada tanggal 25 Zulkaidah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kondisi Kesehatan Rasulullah Sepulang Haji Wada
Mengutip buku Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah karya Muslim H. Nasution, Rasulullah SAW menyiapkan pasukan untuk melawan Romawi sekembalinya dari haji wada. Pasukan yang dibentuk Rasulullah SAW bergerak di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Haritsah.
Akan tetapi, sementara pasukan muslimin mulai bergerak meninggalkan Madinah, terdengar berita bahwa Rasulullah SAW jatuh sakit. Sakit Rasulullah SAW pada awalnya dirasakan di bagian kepala, kemudian berkembang menjadi demam. Sehari sebelum jatuh sakit, beliau sempat berziarah ke Pemakaman Baqi’ dan mendoakan orang-orang yang dikuburkan di sana.
Dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah bahwa Rasulullah SAW pergi ke Pemakaman Baqi’ bersama Abu Muwaihibah. Diriwayatkan dari Ubaid bin Jubair, dari Abdullah bin Umar, dari Ibnu Ishaq, dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Abu Muwaihibah, ia berkata,
“Rasulullah SAW mengutusku pada tengah malam, Beliau bersabda, ‘Abu Muwaihibah, aku diperintahkan untuk memintakan ampunan bagi penghuni Baqi’. Mari pergi bersamaku’.”
Abu Muwaihibah pun berangkat bersama beliau. Setibanya di pekuburan, Rasulullah SAW bersabda,
“Assalamu’alaikum, wahai penghuni kubur. Berbahagialah kalian dengan apa yang kalian rasakan dari apa yang dirasakan manusia. Berbagai fitnah datang laksana kepingan malam gelap. Fitnah terakhir menyusul fitnah pertama, dan fitnah yang terakhir lebih buruk daripada yang pertama.”
Beliau kemudian menengok ke arah Abu Muwaihibah dan bersabda, “Abu Muwaihibah, sesungguhnya aku diberi kunci harta dunia dan keabadian di dalamnya, sesudah itu surga. Aku diberi pilihan di antara itu atau bertemu dengan Tuhanku dan surga.”
Abu Muwaihibah berkata, “Demi ayah bundaku, ambillah kunci harta dunia, hidup langgeng di dalamnya, lalu surga.”
Rasulullah SAW pun bersabda, “Tidak, demi Allah, Abu Muwaihibah, aku sudah memilih kembali kepada Tuhanku dan surga.”
Rasulullah kemudian memintakan ampunan bagi penghuni Baqi’ dan pulang. Semenjak itu, Rasulullah SAW mulai menderita sakit yang menyebabkannya meninggal dunia. (HR Ahmad)
Diriwayatkan dari Ya’qub bin Utbah, dari Muhammad bin Muslim az-Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud, dari Aisyah RA, ia berkata,
“Rasulullah pulang dari Baqi’, lalu menemuiku. Saat itu aku sedang sakit kepala. Aku mengerang, ‘Aduh, kepalaku sakit sekali’.”
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, justru kepalaku lebih sakit, Aisyah.” Selanjutnya beliau bersabda, “Apa salahnya seandainya engkau mati mendahuluiku sehingga aku mengurusmu, mengkafanimu, menyalatkanmu, dan menguburkanmu?”
Aisyah RA berkata, “Demi Allah, jika itu yang terjadi padaku, begitu engkau selesai mengurusku, engkau akan kembali ke rumahku dan bermesraan dengan salah satu istrimu.”
Rasulullah SAW pun tersenyum. Sejak saat itu, sakit Rasulullah SAW semakin parah hingga beliau wafat pada 12 Rabiul Awal tahun ke-11 Hijriah. (HR Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi).(*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di detikhikmah dengan judul “Kondisi Kesehatan Rasulullah Sepulang Haji Wada Menurun, Begini Kisahnya”.