Opini, Edarinfo.com– Kaget, sedih  dan terperangah membaca postingan salah seorang kawan yang meminta agar H. Aris Asnawi didoakan karena penyakit dan kondisinya yang makin  kritis. Setelah postingan tersebut saya baca , dalam hati kecil saya mengatakan sepertinya  kakanda saya yang baik ini akan segera menghadap Ilahi Rabbi.

Dan ternyata pirasat saya benar adanya karena tidak sampai 30 menit kemudian datang informasi bahwa kakanda H. Aris Asnawi telah berpulang ke hadirat-Nya pada hari selasa, tanggal 21 Mei 2024 sekitar jam 11.00 Wita.

Perjumpaan dan perkenalan pertama saya dengan kakanda H. Aris Asnawi terjadi tahun 1995 saat saya mulai aktif di Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Sidenreng Rappang  (IPMI SIDRAP) Lembaga Khusus IAIN Alauddin Makassar kala itu. Beliau bersama bestinya Kakanda Herdiaman adalah mentor sekaligus motivator kami.

Dalam beberapa kegiatan, kakanda H. Aris Asnawi biasa mengajak saya yang masih aktifis mahasiswa pemula bertemu dengan pejabat-pejabat di Sidrap kala itu termasuk Bupati Sidrap H.A. Salipolo Palalloi. Bertemu dengan pejabat-pejabat tersebut dalam rangka memberi ide dan  gagasan untuk kemajuan Sidrap. Dan itu menunjukkan komitmen kakanda H. Aris Asnawi untuk peduli dan mencintai kampung halamannya.

Kecintaan  kakanda H. Aris Asnawi pada kampung halamannya tertuang dalam beberapa ide dan gagasannya yang beliau tuangkan dalam tulisan-tulisan kritisnya yang cerdas. Dan sampai di akhir hayatnya pun beliau masih memperlihatkan kepedulian itu.

Selain itu yang saya kenal dari beliau adalah konsistensi pada prinsip jika ada sesuatu yang ia yakini kebenarannya. Ia berani bersuara lantang jika ada hal-hal yang bertentangan dengan hati nuraninya meskipun terkadang kritikan itu harus mengorbankan kepentingan pribadinya.

Karakter yng saya kenal juga dari beliau adalah kesabarannya menerima takdir. Yang saya tahu beliau itu tidak pernah berlaku dzalim pada orang lain. Tapi sebaliknya beliau pernah dikhianati dan dizalimi  orang lain. Dan semua itu beliau terima dengan lapang dada sebagai sebuah ujian atas kesabarannya.

Dan yang paling berkesan pada saya adalah beliau senior yang sangat toleran dengan perbedaan paham. Saya dan beliau terkadang berbeda paham tetapi beliau tetap menghormati keyakinan dan pemahaman saya yang berbeda dengannya. Dan bagi beliau perbedaan itu bukan pemecah silaturrahim tapi sebagai media dalam berdiskusi untuk memperkuat silaturrahim.

Dan Hari Rabu 22 Mei 2024 saya melayat di rumah duka di Jl. Korban 40.000 jiwa, sosok yang sangat ramah, santun dan penuh ide-ide cerdas itu terbaring kaku dihadapan saya.

Selamat jalan senior andalan yang banyak menginspirasi. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu sebagai manusia biasa yang tak luput dari lupa dan salah. Semoga segala amal ibadahmu diterima dan dilipatgandakan oleh Allah serta ditempatkan ditempat yang terindah di sisi-Nya.

Baranti, 23 Mei 2024.

Penulis, Dr Wahiddin Ar Raffany M.A (Pimpinan Baznas Sidrap 2018-2028)