Maros, Edarinfo.com– Penyelenggara pemilu di Kabupaten Maros (KPUD & Bawaslu ) baru saja mengumumkan bahwa sampai batas akhir pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati Maros untuk jalur perseorangan atau independen, tidak ada satupun calon kandidat yang melakukan pendaftaran. Hal ini tentu semakin memuluskan langkah petahana, Chaidir Syam-Suhartina Bohari dalam menapaki kontestasi pilkada Maros 2024.

Hal di atas di kemukakan oleh Direktur Eksekutif Saoraja Institute Indonesia (SII), Amul Hikmah Budiman. Dalam keterangan persnya (14/05/2024) ia menuturkan bahwa dari jauh-jauh hari pihaknya sudah mengamati kemungkinan petahana tidak akan menemukan lawan politik yang mumpuni pada pertarungannya kali ini, baik dari jalur perseorangan maupun koalisi partai politik.

“Jika dikatakan bahwa di Maros hari ini krisis kepemimpinan, tentu ini tidak bisa dibenarkan juga, karena Maros ini punya segudang figur potensial, leadership of generation-nya cukup baik, bahkan sudah ada di kancah nasional. Hanya saja, untuk pilkada kali ini, kalkulasi politiknya harus benar-benar tuntas. Tidak boleh gegabah atau sekadar mencari sensasional. Karena pileg yang baru beberapa bulan dihelat ini, dinamikanya begitu fluktuatif dan atmosfernya sedikit “kejam”, sehingga para figur Maros ini, sudah dewasa dan cerdas dalam mengambil keputusan politik”, ujar Amul.

Amul mengungkapkan bahwa sempat beredar wacana ada figur yang siap melawan petahana, namun dalam perjalanannya, tidak melakukan gerakan politik apapun.  Termasuk untuk maju di jalur independen, sebab proses dan tantangannya tidak mudah. Di ungkapkan di Kabupaten Maros, bakal pasangan calon yang mendaftar melalui jalur perseorangan harus menyerahkan syarat minimal dukungan sebanyak 23.568 dukungan yang tersebar di lebih 50 persen jumlah kecamatan atau 8 kecamatan.

“Interval waktu antara Pileg dan Pilkada yang cukup dekat ini, menjadi salah satu indikator rintangan para figur, cost politic pada pileg yang sangat mahal, menjadi standar para voters, mengingat jangka waktunya yang tidak begitu lama, sehingga akan kembali melakukan perilaku politik yang sama di Pilkada, refreshment of politic mind-nya akan cepat kembali mengakar” ungkapnya.

“Bayangkan, untuk jalur perseorangan, sebelum masuk arena saja, sudah harus bersentuhan langsung dengan voters, dan ini bukan barang murah, apalagi ke depan harus melawan petahana yang elektoralnya cukup tinggi”, tambahnya.

Amul menilai fakta tersebut menjadi jalan mulus bagi petahana saat ini. Hingga hari ini sudah lebih dari setengah parpol yang ada di Maros, hanya pasangan Chaidir-Suhartina yang mengambil formulir. Ia menilai kemungkinan besar, parpol itupun akan turut dalam barisan koalisinya. Sehingga, bisa dikatakan  ini menjadi koalisi gemuk dan mesin yang besar. Selain itu, dari data yang SII peroleh juga mengungkapkan 72,7 persen masyarakat puas dengan kinerja Chaidir-Suhartina. Menurutnya, hal tersebut juga menjadi tolak ukur bahwa masyarakat Maros berhasil menciptakan regenerasi kepemimpinan yang  baik dan amanah. Menginginkan keberlanjutan dan pengembangan program yang telah ditorehkan sebelumnya.

Meski demikian, Amul juga mengingatkan grassroot movement yang kadang misterius dan sulit ditebak, sehingga jika kemungkinan besar akan melawan kotak kosong, perlu waspada terhadap yang mengisi gerakan kotak tersebut secara tidak nampak. Jangan sampai terlena dengan jalan mulus,  lalu lupa bahwa terkadang kotak kosong itu memiliki “nyawa politik” yang bisa mematikan.

“Akumulasi dari pihak-pihak yang resisten terhadap pasangan petahana ini, bisa saja berkumpul di dalam kotak itu, belum lagi jika pemilih tidak diberikan pendidikan politik dan mobilisasi yang baik untuk datang ke TPS memilih, sebab biasanya jika berhadapan dengan kotak kosong, bisa saja para pemilih memiliki keseragaman pikiran dan tindakan untuk tidak ke TPS serta mencoba main-main dengan coblosan ke kotak kosong, ini patut diwaspadai.” paparnya.

Sehingga, ini menjadi pertanyaan bagi publik, jika benar ke depan pasangan petahana ini menghadapi kotak kosong, apakah akan menjadi jalan mulus atau memancing berkumpulnya para resisten untuk berkumpul mengisi kotak?(*)