Edarinfo.com–Alkisah, hiduplah seorang kakek tua yang bijaksana di sebuah desa terpencil. Suatu hari, seorang pemuda desa datang mengunjunginya dengan wajah murung. “Kakek, hidup ini terasa begitu berat. Aku terbeban masalah dan kesulitan terus menghampiriku,” keluhnya.

Kakek tersenyum lembut dan memintanya untuk mengambil dua buah bakul besar yang terletak di sudut rumah. Sang pemuda pun melakukannya dengan heran. Lalu kakek mengambil beberapa bongkah batu besar dan memasukkannya ke dalam salah satu bakul hingga penuh sesak. “Coba angkat bakul itu,” pinta kakek.

Pemuda itu berusaha mengangkat bakul berisi batu, tetapi sangat berat hingga bahunya serasa remuk. Keringat membanjiri wajahnya. “Kakek, beban ini terlalu berat bagiku!”

Kakek mengangguk, lalu mengambil beberapa kepingan kapas dan memasukkannya ke bakul kosong yang lain. “Sekarang, cobalah angkat bakul ini,” ujarnya.

Sang pemuda terkekeh, “Tetapi kakek, kapas-kapas ini sangat ringan!”

“Tidak juga,” kakek menyela bijak. “Bakul yang penuh dengan batu adalah penderitaan dalam hidupmu, sedangkan kapas adalah kebahagiaan. Keduanya terlihat berbeda, tetapi sama-sama dibutuhkan. Jika kita hanya fokus pada penderitaan, hidup akan terasa berat tak tertanggung. Namun jika kita juga melihat kebahagiaan di sekelilingnya, meski kecil, hidup akan terasa lebih ringan untuk dijalani.”

Tertegun, pemuda itu pun menyadari betapa bijaknya perkataan sang kakek. Setiap masalah juga disertai keberkahan tersembunyi. Bebannya tak sepenuhnya hilang, tetapi cara pandangnya berubah, dan tekadnya pun membaja untuk melalui segala rintangan dalam hidup.

Moral cerita ini mengajarkan kita untuk tidak hanya terpaku pada kesulitan, tetapi juga mensyukuri kebahagiaan dan kebaikan dalam hidup, meski kecil. Dengan cara pandang seimbang, beban akan terasa lebih ringan untuk ditanggung.(*)

image source : gohan/pintrest