Edarinfo.com– Menjelang akhir tahun 2023, Vaksincom merangkum tindak kejahatan siber berdasarkan hasil pelaporan yang dikirimkan korban kejahatan siber ke situs cekrekening.id.
Data laporan ini dirangkum dalam 4 kategori seperti statistik kategori jenis kejahatan, media sosial apa yang paling populer digunakan, statistik kota yang memberikan laporan serta statistik bank apa yang digunakan untuk melakukan kejahatan siber ini.
Data yang dioleh adalah data dari 1 Januari 2023 sampai dengan minggu ketiga November 2023 dan diharapkan dapat memberikan gambaran insiden kejahatan siber di Indonesia 2023.
Penipuan Jual Beli Online
Aktivitas yang paling sering dilaporkan dan menjadi sarana utama kejahatan siber adalah Jual beli Online yang menempati peringkat 1 dengan 53.793 insiden dan menguasai 45,87% laporan dari keseluruhan laporan yang diikuti oleh Scamming pada peringkat 3 dengan 12.472 insiden atau 10,63%.
Investasi online fiktif atau kerja penipuan kerja freelance online yang sangat banyak memakan korban pencari kerja dan kemudian menipu korbannya untuk menyetorkan uang kepada penipu dengan iming-iming keuntungan besar menempati peringkat 3 dengan laporan sebanyak 9.810 atau 8,36% disusul oleh pelaporan atas aktivitas Judi Online sebanyak 9.618 atau 7,13% dari total laporan.
Tidak hanya Judi Online yang sangat meresahkan masyarakat, pelaporan atas Pemerasan yang dilakukan secara online juga cukup tinggi (8.368 laporan; 7,13%) bahkan lebih tinggi dari laporan insiden Pinjaman Online seperti teror oleh debt collector atau penyalahgunaan data untuk Pinjaman Online sebanyak 4.573 laporan atau 3.90%.
Posisi 9 ditempati oleh Web Phishing (2.539 laporan; 2,16%) yang memang sering digunakan untuk menipu korbannya guna mendapatkan kredensial penting seperti kredensial akun penting dan informasi login, password dan PIN mobile banking. Posisi 10 ditempati oleh laporan atas aksi Prostitusi Online sebanyak 1.851 laporan atau1,58%.
WhatsApp Paling Sering Dilaporkan
Jika anda bertanya-tanya, media apa saja yang paling sering digunakan untuk melakukan aksi kejahatan di tahun 2023 jawabannya adalah media sosial dari group Meta seperti Whatsapp, Instagram dan Facebook yang menguasai 71,35% dari total pelaporan.
Tiktok yang secara popularitas pengguna dapat bersaing dengan Instagram hanya menempati peringkat 10 dengan 176 laporan atau 0,15% dari total pelaporan. Media sosial jawara yang menempati peringkat 1 paling sering digunakan untuk aksi kejahatan adalah Whatsapp dengan 50.218 laporan atau 42,89% disusul oleh Instagram dengan 20.631 laporan atau 17,62%.
Media sosial yang bisa bersaing dengan group Meta digunakan sebagai sarana penipuan bukan Tiktok yang hanya menempati peringkat 10 melainkan Telegram yang merupakan saingan Whatsapp dalam aplikasi messaging.
Telegram bisa menjadi menempati peringkat 3 sebagai aplikasi medsos yang paling sering dilaporkan dalam kejahatan siber karena adanya bot Telegram khususnya SMS to Telegram yang digunakan oleh penipu untuk memforwardkan SMS OTP dari pengguna Android yang tertipu oleh rekayasa sosial APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai Undangan Pernikahan, APK Kurir Online, Surat Tilang sampai Tagihan Pajak.
Telegram menempati peringat 3 di bawah Instagram dengan 12.817 laporan atau 10,95% dari total laporan media sosial yang paling sering digunakan untuk aksi kejahatan di Indonesia tahun 2023. Diluar group Meta dan Telegram, sarana yang digunakan untuk melakukan aksi jahat adalah Website (3.678; 3,14%), Michat (1.345; 1,15%), Twitter atau X pada peringkat 9 (1.100; 0,94%) dan Tiktok pada peringkat 10.
Kota yang paling sering menjadi korban kejahatan siber
Setelah melihat jenis kejahatan dan media sosial yang digunakan, akan cukup menarik untuk melihat kota apa saja yang paling sering melaporkan tindak kejahatan siber di tahun 2023.
Mungkin anda akan menduga Jakarta yang paling sering menjadi korban kejahatan siber. Bukan, kok. Malah Tangerang yang menempati peringkat pertama, dengan laporan sebanyak 1.472 atau 12,41.
Disusul oleh Jakarta Timur sebanyak 1.433 atau 12,08%. Jakarta Selatan menempati peringkat 3 dengan 1.394 laporan atau 11,75% dan peringkat 4 – 6 juga bukan dari Jakarta melainkan dari Bekasi di peringkat 4 sebagai kota yang memberikan 1.253 laporan tindakan kejahatan tau 10,57% dan kejutan lainnya adalah kota pertama di luar Jabodetabek yang paling banyak melaporkan tindak kejahatan siber bukan Surabaya, melainkan Bandung dengan 1.184 laporan atau 9,98% baru disusul oleh Surabaya yang meskipun merupakan kota kedua terpadat di Indonesia namun posisinya di bawah Bandung dengan 1.151 laporan atau 9,71%.
Peringkat 7 kembali ditempati oleh Jakarta Barat dengan 1.094 laporan ; 9,23% dan kota hujan yang hanya 1 jam perjalanan dari Jakarta yaitu Bogor menempati peringkat 8 dengan 1.064 laporan atau 8,97% mengalahkan Jakarta Pusat yang hanya menempati peringkat 9 dengan 921 laporan atau 7,77%. Posisi terakhir bukan ditempati oleh Jakarta Utara melainkan oleh kota Depok dengan 893 laporan atau 7,53%.
Meskipun kota seperti Bandung dan Surabaya masuk ke dalam 10 kota yang paling banyak melaporkan tindak kejahatan siber selama tahun 2023, namun tidak dapat dipungkiri kalau Jakarta dan satelitnya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi masih menjadi episentrum aksi kejahatan siber di Indonesia di tahun 2023 sebanyak 80,31%. Suatu prestasi yang tidak perlu dijadikan panutan, ditiru atau dilampaui oleh kota lain.
Bank yang paling sering digunakan untuk melakukan kejahatan siber tahun 2023
Mayoritas tindak kejahatan di Indonesia adalah UUD alias Ujung Ujungnya Duit. Sehingga dapat dikatakan motivasi utama dari tindak kejahatan siber adalah mendapatkan keuntungan finansial dari korbannya.
Dan, sarana untuk mendapatkan keuntungan finansial ini tentunya perlu menggunakan rekening bank untuk menampung hasil penipuan sebelum ditransfer dan ditarik dari ATM. Sebenarnya, kalau data kependudukan Indonesia tidak bocor, maka sarana monetisasi kejahatan siber di Indonesia ini tidak banyak dan akan agak sulit menampung hasil kejahatan karena kalau ditampung direkening asli penipunya tentu sama dengan bunuh diri karena polisi dengan mudah mengidentifikasi pemilik rekening yang menampung hasil kejahatan.
Namun dengan bocornya data kependudukan yang masif sarana monetisasi untuk menampung hasil kejahatan terbuka lebar karena berbekal data kependudukan yang bocor ini dan menggunakan blangko KTP palsu maka akan dapat dibuat kartu tanda penduduk yang palsu dengan data asli dan sulit diidentifikasi kecuali menggunakan e-KTP reader.
Bank harus melakukan usaha ekstra untuk mencegah rekeningnya digunakan sebagai sarana untuk menampung atau meneruskan hasil kejahatan. Salah satunya adalah memperketat proses pembukaan rekening dan melakukan prose KYC Know Your Customer yang baik dan bertanggung jawab. Jika nasabah membuka rekening baru, ada baiknya KTP-nya dicek menggunakan e-KTP reader guna mengidentifikasi penggunaan KTP palsu yang tentunya akan dapat diidentifikasi dengan e-KTP reader.
Untuk nama bank disini tidak disebutkan secara langsung karena tujuan tulisan ini bukan untuk menjelek-jelekkan bank namun untuk menjadi evaluasi bagi pihak perbankan dan pihak berwenang seperti OJK dan BI agar menyadari adanya masalah ini dan melakukan antisipasi.
Ada satu bank yang sepanjang tahun 2023 mendominasi menjadi bank yang rekeningnya paling sering dilaporkan digunakan untuk sarana kejahatan sebut saja namanya bank R yang bahkan menguasai hampir 70% atau sekitar 69,19% (26.662 laporan) dari total 38.563 laporan yang masuk ke cekrekening.id.
Ada baiknya bank yang menempati peringkat pertama walaupun secara aset sudah tidak diperingkat pertama lagi melakukan evaluasi atas prestasi kurang baik dan cukup memalukan ini. Petingkat dua dihuni oleh bank pemerintah katakan saja bank N berlogo perahu dengan dengan laporan sebanyak 3.361 laporan atau 8,72%, peringkat ketiga bank yang paling banyak dilaporkan rekeningnya digunakan untuk sarana kejahatan adalah bank Swasta nasional katakan namanya Bank C dengan pelaporan 3.269 laporan atau 8,48% total laporan.
Peringkat 4 justru ditempati oleh bank M, bank pemerintah dengan aset nomor 1 di Indonesia sebanyak 1.949 laporan atau 5,05%, suatu prestasi yang patut diacungi jempol dan ditiru oleh bank pemerintah lainnya, aset paling besar tetapi dibandingkan bank lainnya rekeningnya sangat sedikit digunakan aksi kejahatan. Peringkat 5 bank yang rekeningnya paling sering dilaporkan digunakan terlibat dalam kejahatan siber adalah bank swasta nasional, sebut saja namanya Bank merah CI dengan 1.617 laporan atau 4,19%.
Menyusul di peringkat 6 bank digital ayam jantan dengan nama Bank J mendapatkan 423 laporan atau 1,1% dari total laporan di tahun 2023. Peringkat 7 ditempati oleh Bank P yang memiliki layanan QRIS yang bisa diterima di ASEAN dan cukup aktif dalam melakukan digitalisasi layanannya dengan 389 laporan atau 1,01% disusul oleh Bank D yang bernuansa hijau dengan 361 laporan atau 0,94%.
Peringkat 9 bank yang rekeningnya paling sering dilaporkan digunakan untuk aktivitas kejahatan siber adalah bank pemerintah bank S dengan 275 laporan atau 0,71% dan bersama dengan peringkat 10 juga merupakan bank pemerintah berbasis syariah katakan namanya Bank NS dengan 257 laporan atau 0,67%.
Penulis, Alfons Tanujaya (Praktisi sekuriti komputer sejak tahun 2000. Pengamat finansial, pengusaha dan mantan bankir. Dosen tidak tetap di Prasetiya Mulya Business School)