Menulis tidak hanya mengabadikan namamu, tapi juga menjaga kewarasanmu.
Edarinfo.com– Hal di atas yang dikemukakan oleh Hardianti. Ya, namanya Hardianti, kerap pula disapa sebagai Dian Chandra. Perempuan kelahiran Bogor, 06 Juli 1992 ini memiliki kegemaran menulis, melalui kegemarannya itu lah saat ini ia telah berhasil menerbitkan 9 judul buku berbeda.
Di tengah aktivitasnya sebagai seorang ibu yang harus merawat 3 anak yang masih berusia balita, Dian tidak pernah berhenti untuk terus menulis. Hal itu ia lakukan saat anaknya tengah tertidur pulas atau pun saat sedang menyusui.
“Waktu yang terbatas. Karena anak-anak sulit diatur. Jadi harus nyuri-nyuri waktu untuk menulis. Seperti saat menyusui atau saat anak tidur nyenyak di subuh hari,” jelasnya saat wawancara bersama awak media kami, Selasa, 06 Juni 2023.
Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Seseorang dikenal karena karyanya,” seperti itu pula kehidupan Dian Chandra. Tak sedikit lembaga-lembaga pendidikan yang mengundang beliau untuk berbagi pengalaman seputar dunia tulis menulis.
“Pernah, salah satunya saya diundang oleh SMP Negeri 2 Toboali. Saat itu saya jadi narasumber di kegiatan pelatihan kepenulisan dan juga mementoring mereka hingga bisa bikin buku sampai terbit. Alhamdulillah, mereka bisa,” ucapnya.
Pengalaman menerbitkan buku pertama
Tahun 2021 Dian Chandra berhasil menerbitkan buku pertamanya. Ia bercerita, saat itu ia tengah mengikuti event menulis yang diselenggarakan di salah satu group Facebook. Selama 20 hari Dian ditantang untuk menulis satu karya novel. Alhasil, novel yang Dian tulis dari event tersebut dilamar oleh salah satu penerbit bernama Pilar Pustaka.
“Novel ini berjudul Sapatha dari Negeri Seberang, sebuah novel yang terinspirasi dari prasasti kota kapur. Sebuah prasasti kutukan dari kerajaan Sriwijaya. Buku ini hasil menulis saya selama 20 hari di salah satu group Facebook, dan berhasil menjadi salah satu naskah pinangan,” ungkap Istri dari Hendika Saputra sembari memperlihatkan karyanya tersebut.
Karya yang tanpa sarat makna, itu akan terasa hampa. Kalimat ini tidak berlaku untuk Dian Chandra. Novel Sapatha dari Negeri Seberang adalah salah satu karya Dian Chandra yang memiliki banyak pesan moril di dalamnya. Salah satunya, semangat perjuangan untuk mengubah nasib.
“Kegigihan untuk mengubah nasib itu perlu. Kita perlu mencobanya, mungkin saja berkat usaha yang pantang menyerah itu, suatu saat kita akan mampu mengubah nasib. Pesan inilah yang coba disampaikan oleh seorang anak bernama Limpu, melalui karakter dan perannya dalam novel Sapatha dari Negeri Seberang,” tuturnya.
Menulis itu hobi berbagi
Beberapa orang berhenti menulis karena kondisi ekonomi yang tidak mumpuni, tapi tidak untuk Dian Chandra. Ia menilai, menulis adalah salah satu cara ia untuk berbagi.
“Kita tau kan, minat beli buku di Indonesia memang masih terhitung rendah. Jika kita menjadikan aktivitas menulis sebagai satu-satunya profesi kita dalam mencari uang, wajar saja jika kita lelah dan memilih untuk berhenti,” anggapnya.
Dian Chandra memilih menjadi seorang penulis karena ia memiliki kegemaran untuk berbagi. Katanya, melalui aktivitas menulis ia bisa berbagi perihal apa-apa yang ia miliki.
“Saya menulis untuk membagikan ide-ide saya, pengalaman saya, dan segala pengetahuan yang saya punya. Baik itu, melalui tulisan ilmiah, novel, cerpen, puisi, dan artikel lainnya. Jadi saya anggap, penulis itu mereka yang hobi berbagi,” tuturnya.
Menulis ala Dian Chandra
Keberhasilan yang saat ini Dian Chandra raih, tidak membuat ia cepat berpuas diri. Meski kegemaran menulis Dian Chandra sempat terhalang dikarenakan harus mengurus tiga anak balitanya, itu tak membuatnya patah semangat dan enggan melanjutkan mimpi-mimpinya untuk menjadi seorang penulis buku best seller.
“Hal yang memotivasi saya untuk terus menulis, karena saya ingin menghasilkan karya yang best seller dan fenomenal seperti para penulis senior lainnya, dan ingin membagikan segala pengetahuan dan pengalaman yang saya punya,” harapnya.
Menurutnya, menjadi seorang penulis itu harus banyak membaca. Membaca dan menulis hal-hal yang disukai merupakan salah satu rahasia Dian Chandra, sehingga saat ini ia berhasil menerbitkan beberapa bukunya.
“Untuk menjadi seorang penulis, harus banyak membaca, menulis hal-hal yang kita sukai dan kuasai, terus menulis, terus menulis, dan tetap menulis,” ungkapnya.
Ia juga berpesan, “Jangan hanya bermimpi, tapi mulailah menulis. Karena menulis tidak hanya mengabadikan namamu, tapi juga menjaga kewarasanmu,” tutupnya.
Nama Lengkap: Hardianti, S.Hum., M.Hum
Panggilan: Dian Chandra
TTL: Bogor, 06 Juli 1992
Latar Belakang Keluarga
Suami: Hendika Saputra
Anak: 3
Profesi: Penulis, Tutor di PKBM GEMAR, Arkeolog Mandiri
Riwayat Pendidikan
SD : SD N 2 Toboali
SMP: SMP N 2 Toboali
SMA: SMA N 1 Toboali
S1: Arkeologi, UI
S2: Arkeologi, UI
Organisasi yang pernah diikuti: HMI FIB UI, DPM FIB UI, Pandu Budaya, dan saat ini menjadi salah satu Anggota Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI)
Penghargaan (Karya) atau prestasi yang pernah di raih:
1. Mendapatkan beasiswa bidik misi selama S1
2. Juara di berbagai event puisi dengan reward terbit buku gratis. Hingga terbitlah 4 judul buku puisi di tahun 2022 dari hasil menang di 4 event menulis puisi.
3. Puisi-puisinya yang bertema arkeologi kerap menang event. Seperti puisi berjudul Panel No.3, mendapat juara 2 dalam event menulis puisi yang diselenggarakan oleh Opinia.
4. Menjadi juri dalam lomba cipta puisi FLS2N
5. Mentor khusus puisi di penerbit LSP
6. Telah menerbitkan 5 buku puisi, 2 novel, dan 2 kumcer
Judul Buku:
1. Sapatha dari Negeri Seberang (novel, 2021)
2. Lalu (kumpulan puisi, 2022)
3. Relung (kumpulan puisi, 2022)
4. Aksara Anindya (kumpulan puisi, 2022)
5. Hen (kumpulan puisi, 2022)
6. Jalan-jalan di Bangka (kumpulan puisi, 2022)
7. Aksara Mimpi (novel, 2023)
8. Kepun (kumpulan cerpen, 2023)
9. Diary para Hewan (kumpulan cerpen, 2023)
Penulis: Hamka Pakka
Editor: Tim Redaksi